Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Kompas.com - 08/05/2024, 10:54 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kekerasan yang kembali terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, Jakarta Utara, seolah menjadi 'penyakit' yang tak juga sembuh.

Salah satu alumni STIP mengungkapkan bahwa tindak kekerasan yang dilakukan oleh senior terhadap junior di sekolah kedinasan itu sudah seperti tradisi atau budaya.

"Di berita, Ketua STIP bilang enggak ada kekerasan di dalam kampus. Tapi, kenyataannya, di dalam STIP masih ada perpeloncoan setiap hari yang siswanya enggak berani berkoar-koar di luar," ungkap salah satu alumni yang tak ingin identitasnya diketahui, Selasa (7/5/2024).

Baca juga: Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Parahnya, tindak kekerasan yang dilakukan begitu mengerikan sehingga bisa membahayakan nyawa korban kekerasan.

Disundut rokok hingga makan tulang ikan

Salah seorang alumni STIP lainnya yang ditemui Kompas.com mengaku pernah mendapatkan beberapa tindak kekerasan di STIP.

Alumni tersebut mengaku disundut rokok hingga mengakibatkan luka bakar.

"Saya dulu aja waktu praktik kena kekerasan sama alumni STIP, kepala saya disundut rokok," kata alumni yang tak mau disebutkan namanya itu, Selasa.

Kerasnya tindak kekerasan yang dilakukan oleh senior membuat salah satu mantan taruna STIP tak mau lagi melanjutkan pendidikannya di kampus tersebut.

Baca juga: Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Pasalnya, ia mengaku tak kuat dengan senioritas selama masa pendidikan.

"Sharing dari cerita teman tiga tahun lalu, bela-belain gap year buat ngejar masuk situ (STIP), udah masuk satu tahun benar-benar enggak ada kabar. Pas cerita lagi, dia keluar dari sana karena benar-benar enggak kuat sama seniornya," kata narasumber lain yang juga tak mau disebut namanya.

Katanya, selama menjalani pendidikan, taruna tersebut pernah dipaksa oleh senior untuk menelan duri ikan.

Kemudian, tangan taruna tersebut kerap dibuat terluka oleh seniornya.

"Dia cerita banyak tapi intinya pernah disuruh nelan duri ikan, tangan dia sering luka gara-gara garpu yang diselipin di jari, terus sama seniornya sengaja ditarik. Jadi, kaya kegesek gitu," sambungnya.

Tak hanya itu, mantan taruna STIP tersebut juga mengaku pernah diperintah senior untuk mencuri jas atau baju milik teman sekamarnya secara diam-diam.

Baca juga: Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Mengetes ketahanan fisik

Salah satu mantan taruna STIP bernama Arman (bukan nama sebenarnya) mengaku kerap menghadapi perpeloncoan selama delapan bulan mengemban pendidikan di STIP, sampai akhirnya ia mengundurkan diri karena difitnah salah satu kakak tingkatnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com