KOMPAS.com - Jalur Hijau, yang merupakan sebutan untuk rute kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang, telah menjadi gambaran nyata perubahan dalam sistem transportasi di Indonesia.
PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) dalam siaran persnya pada Rabu (8/5/2024) menjelaskan, melalui Jalur Hijau, para penumpang dapat lebih leluasa mengakses berbagai destinasi, mulai dari pusat kegiatan ekonomi, seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Kebayoran Lama, Bintaro Jaya Xchange Mall, hingga tempat wisata di sepanjang jalur ini.
"Perkembangan tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini tak lepas dari upaya pengembangan yang terus dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," tulis PT KAI Commuter.
Sebelum memasuki tahun 2013, Jalur Hijau hanya melayani tujuan ke Stasiun Serpong. Namun dengan pengembangan yang dilakukan hingga April 2013, layanan Commuter Line diperluas hingga Stasiun Maja.
Baca juga: Bakteri Bermutasi di Stasiun Luar Angkasa, Jadi Strain Baru yang Belum Pernah Ada di Bumi
Saat ini, terdapat delapan stasiun yang dioperasikan secara bersamaan, yaitu Stasiun Cisauk, Cicayur, Parung Panjang, Cilejit, Daru, Tenjo, Tigaraksa, dan Cikoya.
Perkembangan pengguna dan pemukiman di sepanjang Jalur Hijau juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Volume pengguna Commuter Line lintas Tanah Abang–Rangkasbitung mengalami tren kenaikan setiap tahunnya.
"Pada 2015, jumlah pengguna mencapai lebih dari 45 juta, dan pada 2017, setelah dioperasikannya Stasiun Rangkasbitung terjadi peningkatan hingga 43 persen menjadi lebih dari 64 juta pengguna," tulis PT KAI Commuter.
Baca juga: Bandara Silangit Ternyata Sudah Tak Layani Penerbangan Internasional sejak Pandemi Covid-19
Meskipun sempat mengalami penurunan selama masa pandemi, mulai 2023, total volume pengguna Commuter Line pada lintas tersebut kembali meningkat hingga mencapai 64.899.516 pengguna.
Peningkatan volume pengguna per stasiun pada lintas Tanah Abang–Rangkasbitung juga terlihat secara signifikan.
Salah satu contohnya, Stasiun Cisauk yang awalnya melayani sekitar 3.100 orang per hari, pada akhir 2017, volume pengguna di stasiun ini tercatat sebanyak 5.000 orang per hari.
Kini volume pengguna di Stasoun Cisauk terus meningkat dan tercatat sebanyak 9.000 orang per hari atau tiga kali lebih banyak dari awal pengoperasian Stasiun Cisauk.
Baca juga: Jembatan Penghubung Stasiun Cisauk dan Cisauk Point Diresmikan, Bisa Dukung Mobilitas
Hal serupa juga terjadi di Stasiun Maja dan Stasiun Tenjo, yang mencatatkan peningkatan volume pengguna yang signifikan.
Pada awal pengoperasian Stasiun Maja, rata-rata penggunanya sebanyak 1.300 orang per hari. Kini volume pengguna di stasiun ini tercatat sebanyak 3.400 orang per hari, atau 144 persen lebih banyak dari awal pengoperasian Stasiun Maja.
Sementara itu, Stasiun Tenjo pada awal beroperasi memiliki rata-rata pengguna sebanyak 1.400 orang per hari, dan saat ini sudah mencapai lebih dari 3.400 orang per hari.