JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Efendy (38) sempat melakukan panggilan video (video call) dengan teman dan saudaranya sesaat sebelum jasadnya ditemukan mengapung di tepi Kali Sodong, Jati, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024) sore.
"Sebelum wafat, jam 16.00 WIB, beliau menghubungi teman dan saudaranya dalam keadaan sudah terluka. Matanya lebam, bengkak semua mukanya," ungkap kuasa hukum keluarga Efendy, Ahmad Saugi, saat dihubungi, Rabu (15/5/2024).
Sehari sebelum ditemukan tewas atau Minggu (12/5/2024), Efendy sempat berolahraga di kawasan Rorotan, Jakarta Utara. Siang harinya, warga asal Cakung, Jakarta Timur itu meminta izin ke orangtuanya untuk mengisi bensin motor.
Minggu sore sekitar pukul 16.00 WIB, secara tiba-tiba ia menghubungi teman dan saudaranya melalui panggilan video.
Dalam panggilan video tersebut, wajah Efendy disebut sudah dalam keadaan lebam dan berdarah.
"Sempat video call dengan keadaan sudah kritis, sedang tiduran (di area rerumputan). Keluarga minta kamera diarahin ke belakang (berpindah layar ke kamera belakang), ternyata kamera belakang menghadap langit," ungkap Ahmad.
Baca juga: Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi
Sepanjang melakukan panggilan Video, Efendy hanya mengucapkan satu kalimat, yakni "posisi di BKT". Ia lantas hilang kontak.
Tak lama, keluarga menyusuri area Kanal Banjir Timur (KBT), tetapi sosok Efendy tak ditemukan.
Keesokan harinya, keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Cakung, Jakarta Timur.
Senin sore, polisi menemukan mayat yang diduga sosok Efendy, di area Kali Sodong.
"Langsung disamperin, dan ternyata benar bahwa itu mayat beliau (Efendy)," terang Ahmad.
Rabu (15/5/2024) siang, Ahmad dan keluarga Efendy mendatangi Polsek Pulogadung untuk mengusut kasus tersebut.
Meski laporan orang hilang dibuat di Polsek Cakung, tetapi jasad korban ditemukan di wilayah hukum Polsek Pulogadung.
Keluarga menduga, Efendy menjadi korban tindak pidana. Dugaan ini muncul mengingat kondisi Efendy yang mengalami lebam di wajah ketika melakukan panggilan video pada Minggu sore.
"Kami mendorong upaya (penyelidikan) dilakukan, untuk mengungkap siapa pelakunya. Karena mungkin, dugaan kami (jika terjadi tindak pidana), pelaku bukan orang jauh," tegas Ahmad.