JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah berita seputar Jabodetabek mewarnai pemberitaan di Kompas.com sepanjang Kamis (16/5/2024), kemarin.
Berita mengenai donasi palsu untuk korban kecelakaan siswa SMK Lingga Kencana menjadi berita terpopuler di kanal Megapolitan.
Selain itu, artikel ratusan miliar uang hasil parkir liar di Jakarat diduga mengalir ke organisasi masyarakat (ormas) hingga okum aparat juga menjadi berita yang banyak dibaca.
Selanjutnya, persimpangan Cakung-Cilincing menjadi ladang uang mulai dari warga sampai dengan oknum polisi juga menjadi berita terpopuler berikutnya.
Berikut tiga artikel terpopuler di kanal Megapolitan Kompas.com :
Baca juga: Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!
Keluarga korban kecelakaan maut bus pelajar SMK Lingga Kencana mendapat informasi bahwa ada pihak tidak bertanggung jawab membuka donasi atas nama mereka di media sosial.
Ibunda almarhum Mahesya Putra, Rosdiyana (37) menyebut, donasi palsu untuk putranya yang menjadi korban peristiwa kecelakaan maut bus pelajar SMK Lingga Kencana Depok nilainya lebih dari Rp 11 juta.
Informasi itu diketahui Rosdiyana berdasarkan unggahan pelaku di media sosialnya. Pelaku diketahui mempublikasikan donasi palsunya di TikTok.
Rosdiyana sangat berkeberatan dengan donasi palsu itu. Sebab, hal itu bukan inisiatif keluarga. Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat
Keberadaan parkir liar di sejumlah tempat di Jakarta menghasilkan jumlah uang yang fantastis. Tak tanggung-tanggung, bahkan jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
Jumlah uang yang didapat tak hanya untuk juru parkir (jukir) liar, tetapi diduga juga mengalir ke organisasi masyarakat (ormas) dan oknum aparat.
"Pemain di sektor parkir ini melibatkan banyak pihak, mulai dari oknum ormas dan oknum aparat juga," ujar Wakil Ketua Forum Warga Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan, Rabu (15/5/2024).
"Kondisi inilah yang membuat masalah perparkiran, terutama parkir liar, terus ada di Jakarta dan juga kota besar lainnya," lanjut dia. Baca selengkapnya di sini
Persimpangan antara Jalan Raya Cakung-Cilincing dan Jalan Raya Bekasi, Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, merupakan ladang uang bagi pengatur jalan liar atau "pak ogah".
Pengatur jalan, Bambang (bukan nama sebenarnya), menerima upah Rp 500 hingga Rp 5.000 setiap kali menyebrangkan kendaraan dari satu ruas ke ruas jalan lainnya.
Ada lebih dari 1.000 kendaraan, baik truk bertonase besar maupun kendaraan pribadi, melintas di daerah yang populer disebut Persimpangan Jalan Baru itu setiap harinya.
"Penghasilannya lumayan. Di sana kan banyak kendaraan (truk) dari arah Cilincing ke Tanjung Priok. Biasanya mereka ngasih Rp 2.000, kadang Rp 5.000," ungkap Bambang saat berbincang dengan Kompas.com di sela kegiatannya, Rabu (15/5/2024).
"Kalau mobil pribadi ada, tapi jarang. Paling ngasih Rp 500, kadang Rp 1.000, atau kadang malah enggak ngasih," lanjut dia. Baca selengkapnya di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.