DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah siswa di PKBM SAI Bless Sekolah Alam Indonesia, Depok, Jawa Barat, mendapatkan omzet hingga ratusan juta rupiah dengan berjualan hewan kurban.
Enam orang siswa Sekolah Alam Indonesia, yakni Hanan (15), Attar (16), Izza (15), Fataa (16), Iham (15), Zia (15), mengikuti program bisnis berjualan hewan kurban sebagai sarana pembelajaran.
"Seperti di Sekolah Alam Indonesia ini memang lebih condong belajar tentang bisnis," kata Hanan saat berbincang dengan Kompas.com usai kegiatan belajar, Selasa (11/6/2024).
"Jadi ini adalah salah satu program berbisnis yang diselenggarakan oleh sekolah untuk kami lakukan sebagai media pembelajaran dan mendap," ujar dia.
Baca juga: Pedagang Hewan Kurban di Kemayoran Minta Pemkot Jakpus Bantu Angkut Sampah Kotoran Hewan
Selama sebulan berjualan, Hanan mengaku telah menghasilkan omzet sekitar 10 persen dari target yang ingin dicapai.
Tentunya, ini menjadi pengalaman luar biasa. Sebab, sebelumnya ia belum pernah menjalankan bisnis dengan keuntungan yang besar.
"Alhamdulilah sudah menghasilkan sekitar Rp 100 juta dari targetnya Rp 1 miliar," terangnya.
"Ya, itung-itung berlatih juga tentang manajemen keuangan, waktu serta kedisiplinan," lanjut dia.
Di samping berbinis, siswa lainnya Attar (16) juga mengaku belajar banyak hal tentang syarat hewan yang layak untuk dikurbankan.
"Kalau pelajaran yang saya dapatkan sih soal apalah hewan itu sudah memenuhi syarat kurban atau belum ya," ucapnya.
Menurut Attar, hewan yang pantas dikurbankan adalah yang sudah cukup umur. Biasanya ini ditandai dengan gigi susu yang telah tanggal atau copot.
"Hewan kurban juga dipastikan harus sehat. Makanya saya dan teman-teman sempat melihat proses pemeriksaan kesehatan dan penyuntikan hewan kurban yang kami jual," jelas dia.
Baca juga: Pedagang Imbau Warga Beli Hewan Kurban Jauh Hari Sebelum Idul Adha supaya Kualitas Lebih Baik
Bagi para siswa yang minim pengalaman dalam hal hewan kurban, mereka tentu mengalami tantangan yang sangat beragam saat berjualan.
Salah satunya adalah ketika bertemu langsung dengan kompetitor yang memang sudah punya pengalaman selama bertahun-tahun.
Menurut Muhajirin (34), seorang fasilitator di Sekolah Alam Indonesia, para siswa ditantang untuk menghadapi pedagang lain yang sudah berpengalaman.
"Mereka kan langsung ketemu sama kompetitor, pedagang-pedagang yang di pinggir jalan. Jadi berebutan sudah itu," kata Aji.
Sementara itu, Hanan mengatakan, kemampuan pemasaran yang baik sangat diperlukan jika ingin mendapatkan lebih banyak pelanggan. Ia tidak memungkiri, masih banyak orang yang menolak tawaran hewan kurban yang dijual.
"Makanya menjaga kualitas hewan penting agar pelanggan percaya dan mau beli hewan kurban," imbub dia.
Baca juga: Pemkot Jakpus Pastikan Tak Ada Hewan Kurban Berpenyakit Berbahaya di 71 Lokasi Jual Beli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.