Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru BP: Siswa dan Wartawan Perlu Introspeksi Diri

Kompas.com - 21/09/2011, 11:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kericuhan antara siswa SMAN 6 Jakarta dan wartawan pada Senin (19/9/2011) siang akhirnya membuat pihak sekolah angkat bicara. Salah seorang guru Bimbingan Konseling SMAN 6, Nani Darmawan, menuturkan, kejadian itu seharusnya menjadi ajang introspeksi kedua pihak.

Nani mengakui bahwa masih ada yang perlu diperbaiki dari sikap para siswanya yang mudah melakukan aksi kekerasan. Namun, dia menegaskan bahwa pihak wartawan pun perlu melakukan hal serupa.

"Saya bukan penentu kebijakan. Namun, guru-guru di sini ingin semua sama-sama introspeksi diri. Kami akan introspeksi diri juga," ujarnya.

Nani menuturkan, dengan adanya kejadian pada Senin siang itu, pihak sekolah akan memberikan arahan kepada siswa-siswi agar menghormati orang lain dari luar. Bagaimana mereka berbicara dan bersikap saat ada orang luar mendatangi sekolah.

Menurut Nani, permasalahan itu bisa diselesaikan apabila dimengerti oleh kedua belah pihak. Di sisi lain, dia mengimbau kepada para wartawan. "Maaf-maaf saja nih, sebagai yang dewasa masuk ke dalam dunia pendidikan jangan pakai kata-kata yang tidak mengenakkan," ungkapnya.

Nani mengatakan, sanksi yang diberikan pihak sekolah terhadap siswa yang terlibat aksi tawuran sudah jelas. Bahkan, sudah ada beberapa siswa yang ketahuan melakukan aksi tawuran akhirnya dikeluarkan. Kalau memang ada kesalahan dari murid, pihaknya akan melihat dari sudut pandang yang benar. Kalau terbukti ada kesalahan dari murid, kata Nani, bisa jadi dikembalikan ke orangtua atau dikeluarkan.

Nani mencontohkan, untuk bulan September ini, sudah ada tiga siswa yang dikeluarkan pihak sekolah lantaran melanggaran aturan. Sanksi ini sama seperti yang terjadi waktu tawuran jika terjadi pergesekan dengan SMAN 70.

Cegah tradisi tawuran

Nani juga menyadari bahwa SMAN 6 sering kali dicap memiliki tradisi tawuran. Namun, hingga kini pihaknya masih belum mendapatkan kejelasan faktor penyebab emosi siswa SMAN 6 begitu mudah tersulut.

Nani mengatakan, pihaknya kini coba membuat penelitian dari sudut psikologis. Upaya pencegahan pun diakui Nani sudah dilakukan pihak sekolah meski masih saja ada beberapa oknum siswa yang tawuran seperti penekanan aspek emosional dan intelektual.

"Namun, emosi enggak bisa ditekan karena banyak faktor luar yang memengaruhi, seperti makanan yang masuk, lingkungan, atau dunia luar. Ya, tugas saya memang agak berat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com