Wahidin-Irna Sayangkan Penggerebekan Safir Alam

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten Wahidin Halim-Irna Narulita menyayangkan adanya aksi penggerebekan percetakan kecil "Safir Alam" (SA) karena pemberitaan terkait dengan penggerebekan itu membuat calon lain dalam pilkada Banten merasa tertuduh.

"Penggerebekan yang dilakukan tanpa melibatkan aparat kepolisian merupakan pelanggaran hukum, baik pidana maupun perdata," kata juru bicara tim pemenangan Pilkada Banten, Wahidin Halim dan Irna, Jazuli Abdillah, melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (15/10/2011).

Menurut dia, adanya pemberitaan penggerebekan percetakan di Jalan HOS Tjokrominoto, Sudimara Timur, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, yang mencetak Majalah Tiro pada Kamis (13/10/2011) malam membuat calon pasangan lain merasa tertuduh adanya dugaan kampanye hitam.

Jazuli juga menyayangkan adanya aksi penggerebekan itu karena aksi tersebut dianggapnya dapat menghambat kebebasan informasi publik.

"Penyebaran Majalah Tiro tidaklah melanggar hukum dan undang-undang, justru yang menghalang-halangi peredaran Majalah Tiro tersebut dapat dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam UU Tentang Kebebasan Informasi Publik," katanya.

Karena itu, Jazuli berharap agar aksi ini tidak mengganggu jalannya proses Pilkada Banten yang akan digelar pada 22 Oktober 2011 mendatang.

Tiga pasangan calon gubernur Banten yang akan mengikuti pilgub adalah pasangan incumbent Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno dengan nomor urut satu, pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita dengan nomor dua, dan pasangan nomor urut tiga Jazuli Juwaini-Makmun Muzakki.