Kejadian bermula saat puluhan mahasiswa mulai melakukan aksi unjuk rasa dengan kembali menutup Jalan Diponegoro. Mereka membakar ban dan mulai melakukan orasi sekitar pukul 20.30 WIB, Jumat (21/6/2013).
Sekitar pukul 22.40 WIB, belasan petugas polisi mulai mendatangi loksi. Petugas datang dari arah Jalan Imam Bonjol mengarah ke Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Megaria.
Melihat petugas berdatangan, para mahasiswa "agen perubahan" itu mulai beringas. Mereka mulai melempari petugas dengan batu, bom molotov, bahkan kembang api.
Kalah jumlah, polisi memilih mundur. Melihat polisi mundur, para mahasiswa masih terus mengejar polisi.
Selain melempari petugas, mahasiswa juga merusak beberapa fasilitas umum, seperti pot-pot yang berada di taman median di depan Megaria.
Semua pot di taman kecil itu hancur berantakan. Rumput-rumput taman pun sudah banyak yang berada di jalanan. Bahkan mahasiswa melempari salah satu gedung kantor yang berada di dekatnya dengan menggunakan batu dan kembang api.
Puncak keberingasan mahasiswa terjadi ketika mereka membakar satu pos polisi di Jalan Diponegoro. Mereka menimpuki pos dengan beragam benda sehingga kaca-kaca pos tersebut pecah. Keadaan makin mencekam ketika pos polisi tersebut akhirnya terbakar setelah petasan tak henti dilemparkan mahasiswa ke arahnya.
Setelah itu, mahasiswa kembali ke tempat mereka berdemo di depan gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Mereka pun melanjutkan berorasi. Ketika itu Jalan Diponegoro sudah ditutup mulai dari Jalan Imam Bonjol.
Mahasiswa pun kembali membakar ban bekas di tengah jalan dan berteriak-teriak. Jalanan yang sudah berantakan dipenuhi beling dan batu.
Ratusan petugas kepolisian berpakaian lengkap, didukung mobil barakuda, datang pada pukul 23.30 WIB. Lagi-lagi, para polisi ditimpuki.
Kali ini, polisi membalas lemparan tersebut dengan tembakan gas air mata. Mahasiswa yang tadinya bertindak anarkistis sontak berhamburan berlari menuju kampus mereka di Jalan Kimia.
Sementara itu, asap gas air mata yang ditembakkan polisi mengabutkan Jalan Diponegoro. Apalagi kemudian polisi juga menembakkan gas air mata ke arah Jalan Kimia dan melakukan sweeping terhadap mahasiswa.
Tak ada satu pun mahasiswa yang tertangkap polisi di lokasi ini. Baru sekitar pukul 00.00 WIB situasi kembali tenang. Tetapi, petugas kepolisian masih berjaga.
Sekitar pukul 00.30 WIB barulah polisi meninggalkan lokasi dengan menggunakan puluhan tronton sembari membuka akses Jalan Diponegoro. Warga sekitar pun langsung memenuhi lokasi kejadian.
Aksi anarkistis mahasiswa UBK ini bukan pertama kali terjadi dalam kurun sepekan terakhir. Mereka sudah tiga kali bentrok dengan petugas kepolisian di lokasi yang sama, sejak pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi pada awal pekan ini.
Tidak hanya dengan kepolisian, mereka juga kerap menyerang pengendara kendaraan yang melintas. Saat ini kondisi Jalan Diponegoro masih berantakan. Beling dan batu yang memenuhi jalan masih belum dibersihkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.