Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kelurahan Cililitan, "Salam Tempel" Dapat Kupon Amal

Kompas.com - 26/06/2013, 14:10 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Seorang warga DKI Jakarta, Dwi M, puas dengan pelayanan Kelurahan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebagai ungkapan terima kasih, ia memberikan uang kepada seorang staf kelurahan itu.
Setelah menerima uang dari Dwi, staf itu memberikan kupon sebagai tanda bahwa Dwi telah menyumbangkan uang untuk sebuah panti asuhan. Dwi pun semakin kagum akan pelayanan Kelurahan Cililitan.

Staf Kelurahan Cililitan yang membalas pemberian Dwi dengan kupon amal itu adalah seorang ibu bernama Ana, yang menjabat Kepala Seksi Pelayanan Pelayanan Umum.

"Iya benar, beberapa hari lalu, dia (Dwi) datang ke sini mengurus legalisir untuk anaknya yang mau pindah sekolah di depok, dia memang warga kita," ujar Ana ketika ditemui Kompas.com, di Kantor Kelurahan Cililitan, Rabu (26/6/2013).

Menurut Ana, Dwi memberinya uang kertas sebanyak dua lembar setelah keperluannya selesai. Ana mengatakan, saat itu ia kaget dan bingung mencari cara menolak uang itu tanpa membuat Dwi tersinggung.

"Saya kepikir ini orang kok ngasih uang. Mungkin senang (pelayanannya). Tapi, kami kan enggak boleh. Pak Lurah juga selalu ngingetin jangan pernah mau untuk menerima (pemberian). Karena tidak mau jadi tersinggung, 'Maaf Pak' kami tuker dengan kupon amal'," kenang Ana.

Soal kupon amal, Lurah CIlilitan, Wawa Kartiwa, menjelaskan, pihaknya menyediakan kupon amal dengan nilai Rp 5.000 per lembar. Kupon itu, lanjut Wawa, ditawarkan kepada masyarakat yang datang mengurus berbagai keperluan di Kantor Kelurahan Cililitan, tetapi masyarakat tidak diharuskan membeli kupon.

"Per lembar 5.000, tiap orang kita tawarkan untuk sedekah. Semua pengurusan ke sini, kita tawarkan ini. Kalau memang niat ya jadi mau beli ini, enggak juga tidak apa-apa. Tapi, kalau memang dia mau bantu infak sesuai dengan nilai itu," terang Wawa.

Wawa juga menjelaskan, kupon amal itu merupakan program yang sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 51 tahun 2006.

Mengenai peristiwa antara Ana dan Dwi, Wawa mengatakan bahwa pihaknya hanya melaksanakan tugas. "Salah satunya tidak memungut biaya, itu adalah pelayan prima. Karena kita melalui RT RW, kita ada standing baner yang menjelaskan tidak memungut biaya," tukas Wawa.

Sementara itu, Yusuf (18), seorang warga yang juga ditemui Kompas.com di Kantor Kelurahan Cililitan pada Rabu (26/6/2013), juga mengatakan hal senada dengan yang disampaikan Dwi.

"Sebelumnya, sudah pernah ke sini ngurus KTP, enggak nyampe 5 menit selesai. (Pelayanan) baik, ramah. Enggak lama," ujar Yusuf.

Cerita Dwi tentang pengalamannya di Kelurahan Cililitan bisa dibaca di Kompasiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com