Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamen Tewas di Kolong Jembatan Cipulir Dibunuh Temannya

Kompas.com - 01/07/2013, 17:27 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamen bernama Dicky (20) (bukan pengemis seperti diberitakan sebelumnya-red) yang ditemukan tewas mengenaskan di kolong Jembatan Cipulir, Ciledug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Minggu (30/6/2013) merupakan korban pembunuhan. Warga Petukangan, Pesanggerahan, Jakarta Selatan, itu dibunuh enam orang temannya sesama pengamen.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menuturkan, enam orang yang ditangkap polisi berinisial NP (23), FP (16), AS (18), BF (17), F (13), dan APS (14). Menurutnya, terungkapnya pembunuhan itu justru berawal dari laporan 3 pelaku yakni AS, BF dan APS kepada tukang ojek sekitar tempat kejadian perkara mengenai adanya penemuan mayat. Tukang ojek kemudian meneruskan laporan tersebut ke pihak kepolisian.

"Setelah dilakukan penyelidikan muncul kecurigaan tentang lingkungan (TKP) dan korban. Penyidik menemukan adanya kejangalan dari keterangan pelaku (3 saksi yang melapor)," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/7/2013).

Kepada pihak kepolisian, tiga pelaku yang sebelumnya dijadikan saksi mengatakan mengetahui perihal permasalahan yang dihadapi Dicky. Dicky disebutkan belum tewas saat mereka temukan di lokasi.

Dicky, kata pelaku, bahkan memberikan pengakuan bahwa telah dikeroyok akibat melakukan pencurian motor. Polisi yang curiga dengan alibi ketiganya kemudian melakukan penyelidikan.

"Dari petunjuk ilmiah, penyidik mendalami lebih jauh alibi dan cerita ketiganya. Hasilnya, mengakui telah ikut melakukan penganiayaan terhadap korban bersama dengan tersangka lainnya," ujar Rikwanto. Mendasari pengakuan pelaku, pihak kepolisian kemudian memburu tiga orang lainnya dan menangkap NP, FP dan F.

Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan mengatakan, dari pengakuan para tersangka awalnya mereka mengelabui korban dengan mengatakan mengajak minum.

"Korban diajak turun ke bawah jembatan lalu dihabisi. Alasanya, mau (ajak korban) minum sama-sama," ujar Herry.

Namun, saat di bawah kolong jembatan, Dicky dibunuh oleh para pelaku. Dari pengakuan, tersangka NP berperan sebagai inisiator yang melakukan penganiayaan terhadap Dicky. NP juga menusuk dada kirinya dan melukai beberapa bagian tubuh Dicky menggunakan pisau lipat.

Tersangka FP membacok pipi kanan Dicky menggunakan golok dan ikut menggotong mayatnya ke tempat yang lebih tersembuyi. Tersangka AS memukul beberapa kali ke arah kepala korban, menusuk leher dan pinggang korban, dan ikut menggotong mayat korban menuju ke tempat yang lebih tersembuyi.

Sementara tersangka BF memukul, memegangi tubuh korban, dan ikut menggotong. Tersangka F memukul, memegangi tubuh korban, dan ikut menggotong. Tersangka APS juga memiliki peran yang sama. "Mereka melakukannya dalam keadaan mabuk," ujar Herry.

Setelah menghabisi Dicky, tersangka NP mengaku mengambil sepeda motor Legenda milik korban. Motor itu kemudian dijual seharga Rp 500.000 dan uangnya dibagikan untuk membeli minuman keras. Dalam pemeriksaan pun para tersangka tidak dapat mengelak.

"Saat kita lakukan indentifikasi, muncul bekas darah yang sudah dibersihkan," ujar Herry.

Dari kejadian itu, polisi mengamankan golok, kayu, celana korban, jaket, dan kaos. Sejumlah asesoris korban juga diamankan dari para tersangka. Adapun para tersangka kini terancam Pasal 338 KUHP dan Pasal 170 Ayat 2 ke 3 E KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com