Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal di Dekat Istana, Yoyon Tak Dapat BLSM

Kompas.com - 03/07/2013, 11:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Yoyon (62) termenung, matanya menerawang kosong. Saat orang berbondong-bondong menuju Kantor Pos untuk mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Yoyon cuma bisa mengurut dada.

"Saya enggak dapat dana bantuan pemerintah itu," ucap warga Pecenongan, Gambir, Jakarta Pusat itu, saat ditemui Warta Kota, Selasa (2/7/2013).

Janda yang tinggal hanya beberapa ratus meter dari Istana Presiden tempat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkantor itu menempati rumah peninggalan orangtuanya. Suami Yoyon sudah meninggal tahun 1972. Yoyon tidur di kasur kapuk pemberian istri ketua RT setempat.

"Kasur ini awalnya mau dibuang sama Ibu RT, tetapi akhirnya saya minta dan dikasih. Lumayan daripada menggelar tikar," katanya.

Untuk mengusir suasana sepi, sebuah televisi 14 inci model jadul menjadi penghibur Yoyon. Di rumah Yoyon hanya ada lemari baju dari plastik yang sudah sobek-sobek.

Dalam kesehariannya, Yoyon hanya duduk di sekitar daerah Jalan Kingkit. Dia mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap karena sejak SD, Yoyon sudah putus sekolah. Karena itu, dia tidak bisa mencari nafkah yang lebih layak.

"Saya sehari-hari hanya duduk-duduk saja di depan rumah. Dulu waktu muda sempat jadi babu (pembantu rumah tangga), tapi karena usia sudah tua jadi enggak sanggup lagi," ujar Yoyon.

Untuk biaya hidup sehari-hari, Yoyon mengandalkan pemberian dari tetangga Rp 5.000 sampai Rp 10.000. "Tetapi, itu pun tidak tentu. Kadang dapat, kadang tidak dapat. Biasanya tetangga kasihan sama saya karena tahu saya tidak bekerja," jelas Yoyon.

Para tetangga yang memberi uang Yoyon umumnya karena kasihan terhadap ibu tua renta itu. Selain harus menghidupi dirinya sendiri, dia juga harus memberi makan keponakannya, Heikel, yang baru berumur 6 tahun.

Heikel adalah anak yatim karena ibunya Ira Ayunda (27) meninggal dunia akibat penyakit hati yang dideritanya, sedangkan sang ayah meninggalkannya saat anak itu masih berumur 5 tahun.

"Terkadang Heikel suka dikasih duit sama tetangga Rp 2.000 sampai Rp 3.000 untuk jajan," kata Yoyon.

Untuk biaya sekolah, Yoyon mengatakan tidak membayar alias gratis karena Heikel merupakan warga miskin. "Sekarang Heikel udah kelas 1 SD. Untung enggak dipungut biaya sekolah," kata Yoyon. (m17)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

    Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

    Megapolitan
    Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

    Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

    Megapolitan
    Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

    Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

    Megapolitan
    3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

    3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

    Megapolitan
    PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

    PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

    Megapolitan
    3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

    3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

    Megapolitan
    Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

    Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

    Megapolitan
    Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

    Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

    Megapolitan
    Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

    Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

    Megapolitan
    Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

    Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

    Megapolitan
    Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

    Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

    Megapolitan
    STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

    STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

    Megapolitan
    Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

    Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

    Megapolitan
    Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

    Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

    Megapolitan
    Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

    Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com