Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Polisi Bisa Jadi Tren bila Kasusnya Tak Terbongkar

Kompas.com - 18/08/2013, 16:25 WIB
Ariane Meida

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mempertanyakan kesigapan polisi dalam mengungkap kasus-kasus penembakan terhadap polisi. Menurut Neta, jika polisi gagal mengungkap kasus tersebut, maka hal itu bisa menjadi tren kejahatan.

Hal itu ia sampaikan menanggapi penembakan terhadap dua polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (16/8/2013) malam. Sebelumnya, dua orang polisi juga ditembak pelaku tak dikenal di Cirendeu dan Ciputat, Tangerang Selatan.

Menurut Neta, serupa dengan aksi perampokan minimarket atau kasus mutilasi, misalnya, ketika kasus pertama tak kunjung terungkap, maka mutilasi dan perampokan minimarket menjadi tren. Neta menilai bahwa penembakan polisi adalah tren kejahatan baru di Jakarta karena kasusnya tak kunjung terungkap.

"Ketika kasus tidak terungkap, akan ada orang-orang yang terobsesi melakukan tindak kejahatan serupa," ujar Neta, seusai diskusi publik bertajuk "Nasionalisme di Tengah Krisis Kepemimpinan" di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (18/8/2013).

Neta berpendapat bahwa kejahatan tersebut tidak dilakukan oleh teroris, tetapi pelaku kriminal jalanan. Hal ini dikarenakan pelaku penembakan menggunakan senjata rakitan dan menembak dari jarak dekat. Menurut dia, penembakan polisi oleh teroris biasanya dilakukan dari posisi depan dengan jarak cukup jauh dan menggunakan senjata organik yang orisinal.

"Ada kebanggaan dari perilaku kriminal ketika bisa melukai polisi," ujar Neta.

Neta berharap, Polda Metro Jaya serius menangani kasus penembakan polisi ini. Selain itu, menurutnya, Polri juga harus segera mengubah perilaku aparat kepolisian yang sering kali memicu konflik dengan masyarakat karena bersikap arogan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com