Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Jokowi Jaga Perasaan Anak Buah...

Kompas.com - 28/08/2013, 08:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Joko Widodo tampaknya tahu betul bagaimana menjaga perasaan anak buah. Meski banyak persepsi miring soal kinerja mereka, Jokowi tetap membelanya.

Suasana Kantor Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (27/8/2013), cukup ramai oleh belasan warga yang hendak mengurus mulai dari SKTM, KTP, dan sebagainya sedangkan petugas loket tampak belum hadir. Mereka tengah shalat zuhur.

Seusai shalat, para petugas tidak langsung bekerja melayani warga. Ada yang makan terlebih dahulu, ada yang berdiri di luar loket sambil mengobrol. Hal itu pun membuat nomor urut digital di loket, tak kunjung bergerak dan tertahan di angka 024.

Melky Yulius (28), salah seorang warga, mengeluhkan lambannya pelayanan di sana. Dia mengaku telah menunggu sekitar tiga jam, dan dokumen pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu itu pun tak disentuh oleh abdi masyarakat itu.

"Petugasnya habis shalat enggak balik-balik ke loket. Kita jadi nunggu lama," ujar Melky.

Al Marcel (42), warga lainnya, juga menyayangkan hal itu. Padahal, menurutnya, fasilitas di kelurahan tersebut telah baik secara fisik. Ruangan luas, udara cukup sejuk, deretan bangku tertata rapi, loketnya pun terbuka. Persis seperti yang diinginkan orang nomor satu di Kota Jakarta tersebut.

"Tapi sayangnya tidak diimbangi sama sumber daya manusia yang baik. Lelet sekali," ujarnya.

Bahkan, warga lainnya juga mengemukakan, ada petugas kelurahan yang memungut biaya sukarela dengan besaran bervariasi antara Rp 5.000 hingga Rp10.000 di setiap pelayanan kelurahan. Apa kata Jokowi?

Jelang siang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyidak pelayanan kelurahan itu. Semua PNS seperti kalang kabut. Bahkan, piring dengan isi macam-macam gorengan sampai ditaruh di atas rak sepatu saking ingin membersihkan meja kerja dari "hal-hal yang dianggap berbau kerja santai".

Seketika, pelayanan kembali normal. Warga dipanggil menurut nomor antrean, diawasi langsung oleh pimpinan tertinggi di Ibu Kota. Lantas, apa komentar Jokowi mendapati situasi tersebut?

"Ini udah baik. Meski harusnya di bawah satu jamlah. Tapi kalau antrenya panjang, ya memang lama tadi kan banyak tuh yang antre," ujar Jokowi.

Menurutnya, pelayanan kelurahan dan kecamatan kini sudah jauh berbeda dengan sebelumnya. Jika untuk mengurus SKTM atau KTP bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu, sekarang minimal hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja.

"Jadi jangan harap satu menit dua menit langsung jadi. Enggak bisa juga," lanjut Jokowi tertawa sambil didukung oleh beberapa petugas kelurahan.

Soal pungutan, Jokowi tampak berhati-hati sekali mengeluarkan pernyataan. Ia hanya mengatakan, sebuah perubahan harus diikuti dengan pikiran positif agar perubahan itu berjalan maksimal.

"Kalau ada perubahan, harus dikasih penghargaan, jangan dipikirannya negatif melulu," ujarnya.

Mendengar jawaban Jokowi, beberapa petugas kelurahan sekaligus sang lurah yang sebelumnya sempat berwajah tegang akibat pertanyaan wartawan itu, seketika tersenyum. Mereka tampak lega mendengar jawaban dari mulut gubernur itu.

Di akhir sidak, saat berjalan ke mobilnya, Jokowi pun memperingatkan wartawan agar menjaga perasaan anak buahnya yang tengah membangun sistem. "Pertanyaannya jangan begitu dong, di depan begitu," ujar Jokowi sambil setengah berbisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com