Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Gedung di Kota Tua Khawatir Dicaplok Investor Asing

Kompas.com - 29/08/2013, 20:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik gedung kuno di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, mengkhawatirkan keberadaan investor asing dalam pengelolaan kawasan itu. Hal ini terjadi dengan dikeluarkannya keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menunjuk pengusaha asing sebagai penggagas pengembang kawasan tersebut.

Ella Ubaidi, salah satu pemilik gedung di kawasan itu, mengaku telah mendapat surat resmi pemberitahuan dari Pemprov DKI tertanggal 12 Juni 2013. Dia menyatakan tidak setuju jika kepemilikan Kota Tua ini justru dicaplok para investor asing.

"Sejauh ini kami tidak keberatan terhadap siapa pun yang masuk. Tapi apa yang direncanakan pemerintah ini seharusnya dilakukan secara transparan. Jangan sampai buntutnya malah rumah kita yang dicaplok," kata pemilik Rumah Akar terletak di Kawasan Kota Tua, Rabu (29/8/2013).

Ella tidak keberatan atas penunjukan sebuah perusahaan swasta sebagai penggagas pengembang kawasan ekonomi khusus di Kota Tua seperti diputuskan dalam surat tersebut. Namun, dia meminta agar pemilik gedung seharusnya dapat dilibatkan.

Selama ini, kata Ella, pemilik gedung tertib membayar pajak. Karena itu, sudah sewajarnya pemilik gedung berhak meminta Pemprov mewujudkan tuntutan yang sudah berulang kali dikeluhkan tersebut. Ella menyatakan siap merenovasi sendiri gedung miliknya, asalkan pemerintah menjamin keamanan, kebersihan, dan penataan PKL di Kota Tua.

"Para pemilik bangunan mampu merestorasi bangunan karena yang diminta perusahaan swasta itu juga pasti sama nuntutnya, ingin bersih dan aman. Kenapa harus menunjuk pihak luar sebagai penggagas?" kata anggota Jakarta Heritage Trust (JHT) tersebut.

Ella juga menyesalkan penunjukan badan penanggung jawab pengelolaan kota tua yang selama ini tidak pernah jelas. Ia tidak tahu siapa pengelola kawasan itu, apakah aparat kecamatan, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Pariwisata, atau perusahaan swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com