Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat

Kompas.com - 29/08/2013, 22:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Januari hingga Agustus 2013, tercatat sedikitnya 1.606 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Jakarta Barat. Serangan DBD terjadi salah satunya karena faktor cuaca yang terjadi sepanjang Januari hingga Agustus.

Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Irma, mengatakan, angka kasus DBD sejak Januari hingga Agustus 2013 lebih tinggi dibanding tahun lalu yang mencapai angka sekitar seribu kasus.

"Meski lebih tinggi, Jakarta Barat masih dalam posisi ke empat kasus DBD terbanyak dari lima wilayah yang ada," katanya, Kamis (29/8/2013).

Irma menjelaskan, selain faktor cuaca yang tidak menentu, banyaknya perumahan yang ditinggal saat mudik Lebaran di Jakarta Barat menjadikan virus nyamuk Aedes aegypti tersebut berkembang biak.

Misalnya saja, katanya, wilayah Cengkareng menempati urutan pertama tertinggi kasus DBD dengan angka sekitar 400 kasus dan disusul dengan wilayah Kembangan serta wilayah Palmerah sekitar 300 kasus. Sementara di lima kecamatan di bawah angka 100 kasus. Dan, seperti tengah semester tahun lalu, lanjut Irma, dari ribuan kasus DBD, ada satu penderita meninggal dunia pada tengah semester tahun ini.

Cara yang paling efektif untuk menekan kasus DBD di Jakarta Barat, menurutnya, adalah terus meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara serentak di permukiman warga setiap Jumat. Untuk itu, ia mengharapkan lurah dan puskesmas di tiap wilayah meningkatkan PSN dengan mengerahkan kader jumantik (juru pamantau jentik) yang kini sudah ada di setiap lingkungan RT di Jakarta Barat.

"Jangan biarkan air bersih tergenang di lingkungan rumah kita," imbaunya.

Sementara itu, Kepala Pelayanan RSUD Cengkareng, Budiman, menambahkan, sejak Juli 2013, pasien DBD mengalami peningkatan dengan angka 8-10 pasien per hari yang dirawat dibanding awal tahun yang hanya 2-3 orang.

"Meningkat tapi tidak sampai yang signifikan, misalnya 30 pasien," ungkapnya.

Budiman juga mengatakan, beberapa hari lalu ada seorang pasien DBD meninggal lantaran virusnya sudah mencapai tingkat dengoe shock syndrom (DSS). Pasien tersebut berusia 5 tahun.

"DBD biasanya menyerang siang hari di mana anak-anak usia di bawah 12 tahun masih berada di dalam rumah. Pasien kami rata-rata anak-anak di bawah usia 12 tahun," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com