Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Agak Kaget Tinggal di Rusun Pinus Elok"

Kompas.com - 07/10/2013, 14:31 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lama tinggal di bantaran Waduk Ria Rio, Casto (52) mengaku agak kaget ketika menempati Rusun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. Dia mengaku mengalami masalah adaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru.

"Saya agak kaget aja pas pertama kali tinggal di sana (Rusun Pinus Elok). Biasa Mbak, masalah adaptasi. Terus juga masalah usaha juga jadi pikiran saya sih Mbak," kata Casto, ditemui ketika membongkar rumahnya di RT 06/15 Pedongkelan, Jakarta Timur, Senin (7/10/2013).

Casto berencana hanya enam bulan tinggal di Rusun Pinus Elok. Setelah enam bulan dan harus membayar, dia merasa keberatan.

"Saya belum bisa bilang betah apa enggak sih Mbak. Saya kan juga baru seminggu tinggal di sana (Rusun Pinus Elok), tapi saya mau coba tinggal dulu selama enam bulan. Saya bingung masalah bayar sewanya setelah itu. Pekerjaan juga belum ada," ujar buruh serabutan tersebut.

Casto menempati Rusun Pinus Elok di Blok A 1-09, dan telah menerima uang kompensasi tambahan Rp 3 juta.

Casto berniat menjual hasil bongkaran rumahnya berupa kayu, kusen, dan pompa air. Uang hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk menambahi biaya hidup selama di rusun.

Warga RW 15 Pendongkelan, Kayu Putih, Pulogadung, pindah ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur, sejak Senin (30/9/2013) lalu. Mereka menempati Blok A4 dan A5.

Setelah menempati rusun, warga menerima berbagai fasilitas yang telah dijanjikan sebelumnya, seperti spring bed, TV, kulkas, lemari, kompor dan regulatornya, gas, dispenser, lampu darurat, dan antena TV. Mereka juga mendapatkan uang kerahiman Rp 4 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com