Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kami Memang "Kejar Tayang"

Kompas.com - 17/10/2013, 19:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak menampik bahwa dirinya bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sedang "kejar tayang" dalam melaksanakan program unggulan Pemprov DKI.

"Kami betul-betul kejar tayang, karena kita mau selesai secepat mungkin. Kalau tahun 2017 tidak dipilih lagi ya terserah, minimal lima tahun ini kita selesaikan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Pertanyaan tersebut sekaligus menanggapi pernyataan yang sempat dilontarkan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, yang menilai adanya kesan aksi "kejar tayang" oleh Jokowi pada satu tahun pertamanya sebagai Gubernur DKI.

Siti menilai Jokowi cenderung memilih program yang memiliki hasil terukur, seperti penertiban pedagang kaki lima di Tanah Abang, penataan Waduk Pluit, penataan Waduk Ria Rio, dan sejumlah program lain yang menyangkut orang dalam skala besar ketimbang program lain yang tidak terukur.

Namun Ahok, begitu Basuki disapa, menegaskan bahwa dalam menjalankan dan membangun sebuah pemerintahan, memang harus memiliki sebuah pondasi yang kuat dan jelas. Aturan ditegakkan dan program dijalankan. 

Anggaran Siluman

Dalam kesempatan tersebut, Basuki mengaku tak habis pikir masih ada saja pihak-pihak yang berusaha mencari celah korupsi. Salah satunya, ia merasa kecolongan lantaran banyak anggaran siluman, yang sebelumnya telah dipangkas namun muncul kembali. Misalnya, saja seperti anggaran yang berada di Dinas Pendidikan.

Ia menyoroti anggaran Dinas Pendidikan terlalu gendut dan kebanyakan tidak berguna. Anggaran yang ada di Dinas Pendidikan, kata dia, lebih banyak untuk merehab dan pelaksanaan infrastruktur mahal.

Daripada anggaran digunakan untuk rehabilitasi sekolah, menurutnya, lebih baik mengirim siswa Jakarta ke luar negeri. Dengan itu, maka DKI dapat melakukan penghematan anggaran. Gaji guru bahkan mungkin bisa mencapai Rp 7 triliun.

"Gila-gilaan kalau seperti ini. Oknum guru dan kepala sekolah juga masih ada yang nekat minta sumbangan. Nah, ini semua harus diselesaikan, kalau tidak tahun depan kami akan betul-betul jebloskan ke penjara," tegas Basuki.

Intinya, Basuki mengaku kecewa dengan permainan anggaran yang ada di Pemprov DKI. Sebab, anggaran yang sudah dipangkas, dapat muncul kembali. Mantan Bupati Belitung Timur mengaku telah mengetahui pihak maupun oknum mana saja yang kembali menambah anggaran siluman tersebut.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia menegaskan akan mengejar pajak para pejabat. Ada beberapa poin yang dinilai dalam penilaian Laporan Penyelenggaran Pemerintah Daerah (LPPD). Peringkat Pemprov DKI Jakarta sejak tahun 2007 semakin merosot.  Posisi DKI Jakarta berada di bawah daerah lainnya.

"Proyek kayak GOR bisa roboh, sudah mutunya jelek mahal lagi. Masak rehab SD sampai Rp 8 miliar. Itu rehab apaan? Artinya enggak boleh korupsi lah, kalau korupsi aku sikat," tegas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com