JAKARTA, KOMPAS.com — Pengelola Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan menarik kembali 75 kios yang jarang dioperasikan. Para penggunanya dinilai melanggar kerja sama karena jarang mengoperasikan kios. Seharusnya, kios-kios itu dibuka demi menghidupkan aktivitas jual beli di Blok G.

Warimin, Kepala Pasar Blok G Tanah Abang, di Jakarta, Senin (11/11), mengatakan, kios yang akan ditarik lagi adalah kios yang tutup selama tujuh hari berturut-turut atau paling tidak 10 hari dalam satu bulan.

Pada awalnya ada 189 kios yang tidak aktif. Pengelola pasar lalu melayangkan surat peringatan agar pedagang kembali menempati kios mereka. Setelah itu, 114 kios kembali ditempati para pedagang. Kios yang tidak aktif antara lain 15 kios di lantai satu, 13 kios di lantai dua, dan 47 kios di lantai tiga.

”Lantai tiga memang cukup sepi pengunjung. Namun, jika itu jadi alasan pedagang tidak aktif, seharusnya mengerti juga bahwa semuanya butuh waktu, tidak bisa langsung ramai,” katanya.

Walau ada rencana penarikan kios kosong, Kepala Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun belum bisa memastikan adanya pengundian kios. Sebelumnya, 590 pedagang mendapatkan kios pada tahap pertama dan 367 pedagang pada tahap kedua.

Dari pantauan Kompas, lantai tiga Pasar Blok G terlihat sepi pengunjung. Kios-kios yang tak dioperasikan pemiliknya menyebar di antara para pedagang yang masih membuka kios. ”Kios yang itu cuma ditempati dua hari sama yang punya, habis itu enggak pernah buka lagi. Mungkin karena sepi,” kata Mistiyah (37), pedagang daster, menunjuk salah satu kios di deretan BL03 BCT.

Menurut Mistiyah, lokasi berjualan memang sepi pengunjung. Akibatnya, dalam seminggu ia hanya bisa menjual satu, bahkan tidak ada sama sekali. Ia bahkan terpaksa berjualan kopi dan makanan ringan di kiosnya itu.

Hal senada diungkapkan Desi (30), yang sehari-hari berjualan jilbab. Dalam seminggu, ia hanya mampu menjual satu-dua jilbab. Sepinya pengunjung membuat ia mengandalkan kegiatan sekali seminggu yang diadakan di Balaikota DKI Jakarta. Bahkan, ia sengaja menitipkan barang dagangannya untuk dijual secara eceran ke orang lain.

Meski demikian, Desi mengatakan akan tetap berjualan di sana. Ia berharap agar pembenahan fasilitas, terutama jalur mencapai tempat mereka berjualan, segera dibangun.

”Katanya mau bikin eskalator. Baiknya segera diselesaikan. Tempat kami berjualan di belakang sekali, jadi pada ogah ke sini. Kami saja yang pedagang ngos-ngosan setiap kali naik ke lantai tiga lewat tangga, apalagi pembeli,” ucapnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, sudah ada berbagai upaya menghidupkan Pasar Blok G. Selain promosi, juga ada undian berhadiah, penataan angkutan umum, serta perbaikan dan penambahan beberapa fasilitas. ”Kalau ada 1, 2, 3, 4, 5 kios sepi, bisa jadi karena produk yang dijual tidak kompetitif. Harganya juga tidak kompetitif, tren barangnya lama. Jangan salahkan Blok G,” kata Jokowi.

Jangan mengeluh terus

Pedagang selaku wirausaha, lanjut Jokowi, harus siap berkompetisi. Apabila ada kekurangan, dia harus paham apa yang harus dilakukan. ”Jangan sedikit-sedikit minta disuntik, mengeluh, ’Pak, enggak ramai.’ Kalau minta ramai di Jalan Sudirman atau Jalan Thamrin saja. Jadi, harus kreatif, namanya juga pedagang,” ujarnya.

Jokowi juga meminta agar media tidak memberitakan Blok G sepi hanya berdasarkan beberapa kali kunjungan ke tempat itu. Dia mengaku mengunjungi Blok G ratusan kali dan di matanya suasana pasar itu tetap ramai.

Taufik, pedagang Pasar Blok G Tanah Abang, meminta agar semua pihak melihat persoalan lebih arif. (FRO/ART/NDY/ZAK)