Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Perintahkan Lurah dan Camat Kontrol Selokan

Kompas.com - 15/11/2013, 07:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki musim hujan dan rawannya banjir di Ibu Kota, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan tugas khusus kepada lurah dan camat. Mereka diperintahkan mengontrol selokan dan saluran air.

Basuki mengatakan, lurah dan camat yang terpilih melalui seleksi dan promosi jabatan terbuka harus berperan penting di wilayah masing-masing. Sebab, mereka merupakan wakil pemerintah di sebuah wilayah terkecil.

"Lurah dan camat harus dapat mengontrol semua selokan, saluran air, dan pembuangan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Menurut dia, sebelum banjir menggenangi wilayah mereka, lurah dan camat itu harus dapat berkeliling. Jangan sampai, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang terkenal menyukai blusukan lebih mengetahui sebuah wilayah daripada mereka.

Selain itu, ia juga meminta lurah dan camat untuk melaporkan dengan cepat kalau banyak tumpukan sampah di wilayahnya dan belum diangkut. Lurah dan camat harus dapat menggerakkan warga untuk dapat melaksanakan kerja bakti bersama-sama membersihkan sampah, saluran air, dan penyebab banjir lainnya.

Lurah dan camat, kata Basuki, harus tanggap dan cepat dalam menanggulangi permasalahan tumpukan sampah tersebut. "Kalau masih buruk, ya kita panggil saja. Pak Gubernur sudah lihat dan sudah tahu titik-titik mana dan punya semua data loh," kata Basuki.

Data-data itu kemudian diberikan oleh Jokowi kepada wali kota untuk ditindaklanjuti kepada anak buah mereka. Menurut Basuki, Jokowi telah memiliki data titik banjir, gorong-gorong mana saja yang mampet, lampu lalu lintas mana saja yang tidak ada petugasnya, dan sebagainya.

Sikap seperti itulah yang diinginkan Basuki ada di dalam diri lurah dan camat. Mereka harus mengetahui persis data dan seluk-beluk warga dan wilayah masing-masing. Apabila pada akhirnya wilayah tersebut terkena dampak banjir, maka lurah dan camat harus siaga dapat mendistribusikan logistik bantuan, dan membantu SKPD, seperti BPBD DKI untuk dapat melakukan evakuasi warga.

"Sekarang sebagian masyarakat kita berasumsi bahwa petugas kebersihan kita yang malas membersihkan sampah. Padahal, satu faktornya karena lurah yang lalai tidak mau mengontrol. Nah, itu yang namanya gunanya blusukan," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com