JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa Partai Gerindra pun tak lepas dari keberadaan calon anggota legislatif nakal. Oknum caleg itu pernah memanfaatkan Partai Gerindra dengan seolah-olah membela warga.
Basuki menuturkan, keberadaan caleg nakal di partainya itu diketahui saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penertiban di beberapa bangunan waduk. Menurut dia, ada sejumlah caleg yang memasang bendera partainya untuk membela warga yang tinggal di bangunan liar dekat Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Selain memasang bendera partai, caleg itu juga menaruh ambulans Partai Gerindra.
"Ada lah satu-dua oknum. Kita mau bongkar Waduk Pluit, caleg pasang bendera Partai Gerindra, seolah-olah mau bela warga," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (2/12/2013).
Menurut Basuki, tindakan itu merupakan kesalahan besar sebab mendirikan bangunan di atas lahan negara melanggar Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Oleh karena itu, tidak seharusnya ada caleg yang membela keberadaan para pelanggar perda.
"Mau pasang bendera partai, tetap saja kita sikat. Kalau caleg ngebelanya seperti itu, namanya menipu rakyat. Masak orang duduki tanah negara mau dibelain," kata Basuki.
Kini Basuki sudah mengetahui oknum caleg yang memasang bendera partai di waduk tersebut. Menurut dia, caleg itu sudah tidak berani lagi membela warga bantaran waduk dengan mengatasnamakan partai. Selain bertentangan dengan peraturan, tindakan itu juga bertentangan dengan sikap Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Basuki menyebutkan, Prabowo telah bersepakat untuk mendukung semua program Pemprov DKI, termasuk pembersihan bangunan liar Waduk Pluit.
Di samping itu, ia juga telah menganggap Prabowo sebagai orangtuanya sendiri. Apabila mendapat panggilan dari Prabowo, maka dengan senang hati, Basuki memenuhi undangan tersebut. "Kalau Pak Prabowo itu kan pembina, ibarat orangtua. Kalau mau bertemu, saya dong yang dipanggil, masak dia yang datang ke Balaikota," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.