Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Minta Rp 1 Miliar, Mana Mau Pindah ke Rusun

Kompas.com - 13/12/2013, 14:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan alasan warga Taman Burung menolak untuk dibongkar bangunannya. Menurut Basuki, sebagian dari warga Taman Burung merupakan pihak yang memiliki banyak unit kontrakan di kawasan itu.

"Mereka itu minta sampai Rp 1 miliar, mana mau kalau disuruh pindah ke rusun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (13/12/2013).

Tak hanya memiliki 1-2 unit kontrakan di atas lahan negara atau ruang terbuka hijau (RTH), warga memiliki hingga 30 unit kontrakan di Taman Burung. Apabila lahan Taman Burung tidak dibongkar sekarang, maka upaya Pemprov DKI menormalisasi Waduk Pluit semakin terhambat.

Atas permasalahan itu, Basuki mengatakan, warga penyewa lahan itu memang tidak menginginkan relokasi ke rusun. Warga tersebut dapat dipidana atas tindakan mereka.

"Lama-lama besok saya bangun rumah di Balaikota atau sewain tiap petak lahan, lumayan bisa tinggal di Merdeka Selatan. Kalau mau dibongkar tinggal minta ganti rugi Rp 1 miliar," kata Basuki lagi.

Taman Burung, kata Basuki, merupakan sebuah ruang terbuka hijau (RTH) yang letaknya bersebelahan dengan Waduk Pluit. Daerah itu dijadikan sebagai daerah resapan. Kemudian, warga menjadikan Taman Burung sebagai tempat perlombaan atau adu burung. Seiring berjalannya waktu, ternyata para pemelihara burung itu membangun rumah di daerah tersebut.

Pada Kamis (12/12/2013) kemarin sekitar seribuan petugas satuan polisi Pamong Praja beserta tentara dan polisi membongkar 150 bangunan di taman dekat Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Tiga unit backhoe digunakan untuk meratakan permukiman yang masih ditinggali oleh 40 kepala keluarga di sana. Warga yang masih bertahan di lahan tersebut tidak menyangka bila pembongkaran tersebut dilaksanakan saat itu.

Mereka tidak sempat menyelamatkan semua barang-barang di dalam rumah. Mereka juga tak mendapat tempat hunian baru karena masih menunggu pemerintah memberikan kunci rusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com