Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersedia 29.000 Tiket Tambahan KAI Jelang Liburan Akhir Tahun

Kompas.com - 20/12/2013, 07:30 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru 2014, PT Kereta Api Indonesia telah menyiapkan ribuan tiket tambahan kepada pengguna jasa kereta api. Menurut Kepala Humas Daop I Jakarta Sukendar Mulya, penambahan kereta bertujuan untuk memberikan keselamatan, keamanan, dan kelancaran perjalanan kereta api.

"Kita sudah siapkan 29.000 tiket per hari, yang sebelumnya hari biasa sekitar 25.064, yakni kelas ekskutif, bisnis, dan ekonomi, di lima Stasiun Gambir, Senen, Tanjung Priok, Kota, dan Merak," ujar Sukendar saat ditemui seusai peresmian BPTP Sofyan Hadi di Bekasi, Kamis (19/12/2013).

Sukendar menuturkan, periode angkutan pengguna kereta api pada Natal dan Tahun Baru 2014 hanya sekitar dua minggu. Pelaksanaannya dari pertengahan Desember hingga awal bulan depan, yakni mulai 20 Desember 2013 hingga 5 Januari 2014.

Ia juga memprediksi lonjakan penumpang sekitar 103 persen, dari 3.119.972 pada tahun 2012 menjadi 3.209.041 penumpang pada tahun ini. "Puncak angkutan Natal dan Tahun Baru 2014 diperkirakan terjadi pada tanggal 22, 25, 29 Desember 2013, dan 5 Januari 2014," tutur Sukendar.

Ditemui di tempat yang sama, VP Public Relations PT KAI Sugeng Priyono mengungkapkan adanya 280 KA Reguler dan 20 KA tambahan jelang liburan akhir tahun. Pihaknya juga telah membuka sistem pemesanan tiket, baik sistem online maupun di loket-loket stasiun kereta api.

"Penjualan tiket sudah dibuka 90 hari sebelum keberangkatan, baik reguler maupun tambahan," ucapnya.

Dari 20 KAI tambahan, kata dia, yakni Kereta Api Argo Lawu Tambahan, Kertajaya Tambahan, Bengawan Tambahan, Matarmaja Tambahan, Argo Jati I, Argo Jati II, Cirebon Ekspres I, dan Cirebon Ekspres II, ada dua kereta api tambahan yang belum dijual. Hal ini disebabkan masih adanya penjualan tiket kereta api reguler.

"Kereta Argo Parahyangan dan Argo Dwipangga, yaitu masing-masing sebanyak dua kereta, belum dijual karena masyarakat masih menggunakan mobil untuk transportasi dibandingkan kereta menuju Bandung," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com