Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" Jokowi pada Tahun Politik...

Kompas.com - 21/12/2013, 07:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun 2014 merupakan tahun politik. Pesta demokrasi masyarakat se-Indonesia dihelat pada tahun tersebut. Para kontestan beradu strategi demi merebut hati rakyat agar dapat memimpin hingga lima tahun mendatang.

Kabar menarik pun datang dari Joko Widodo, salah satu tokoh yang digadang-gadang menjadi kontestan pemimpin negara ini. Setiap hari Jumat pada 2014 mendatang, Gubernur DKI Jakarta itu akan melakukan blusukan ke kampung-kampung di Jakarta menggunakan sepeda bersama pejabat tinggi lainnya.

Spekulasi pun muncul. Apakah blusukan ala Jokowi pada tahun politik itu ingin "menyelam sambil minum air"? Sambil bekerja, sambil menangguk popularitas? Apakah lelaki yang akrab disapa Jokowi tersebut tak khawatir dicap sebagai pencitraan?

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu selalu menjawab dengan santai. Di sebuah kedai kopi di Jalan KH Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2013) lalu, seusai bersepeda dengan sejumlah rekannya, Jokowi mengaku tak puas dengan blusukan yang dilakukannya sejak menjadi gubernur.

"Selama ini kan naik mobil. Kalau naik mobil itu kadang-kadang ada persoalan yang terlewat. Kalau naik sepeda kan kelihatan itu masalahnya apa. Bisa mendengar langsung dari warga," ujar Jokowi.

Untuk lebih memuluskan tindak lanjut segala permasalahan di lapangan, Jokowi pun mengajak kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan kepala BUMD untuk bersepeda.

Tak takut dianggap pencitraan

Sebelum mendapatkan respons dari lawan politiknya, Jokowi sudah terlebih dahulu menegaskan bahwa ia tidak peduli dengan serangan yang mungkin muncul. Tudingan pencitraan, misalnya. "Ada yang mau bilang apa saja terserah merekalah," ujar Jokowi.

Sikap masa bodoh Jokowi seolah nyambung dengan curhat dia di sebuah meja makan suatu restoran di Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Kala itu, Jokowi yang seusai blusukan ke empat lokasi sekaligus mengaku banyak orang salah kaprah soal blusukan-nya.

Menurut mantan Wali Kota Surakarta itu, mengecek kondisi lapangan itu merupakan hal yang harus dilakukan berulang kali untuk memastikan apakah yang dikerjakan sesuai dengan perencanaan atau tidak.

"Lee Kuan Yew itu ngecek sampai berkali-kali loh. Dicek sampai sedetail-detailnya. Itu yang perdana menteri. Apalagi saya yang cuma gubernur. Harusnya lebih dari itu dong," cerocos Jokowi.

Anjing menggonggong, kafilah berlalu

Kini Jokowi tancap gas dengan mendesain rute sepeda yang akan dilaluinya. Rute itu dipastikan rahasia, bahkan wali kota pun tak mengetahuinya. Hal itu untuk mencegah "tindakan curang" dengan membersihkan persoalan-persoalan lapangan dengan cara instan sebelum Jokowi datang.

Jokowi memastikan rute yang selalu dimulai dari kantor-kantor wali kota, kelurahan, atau kecamatan itu rampung pekan depan. Jokowi sangat yakin blusukan-nya pada 2014 jauh lebih efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com