"Dilihat dari uraian penjinak bom dari Brimob, hilangnya dinamit tidak ada kaitannya. Kalau dinamit itu buatan dari pabrik, ini sebuah rangkaian yang dibeli di pasar dan dirangkai sendiri jadi bom," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (26/12/2013).
Rikwanto juga belum bisa memastikan apakah ada hubungan dengan teror bom pada perayaan Natal 2013.
"Ini sedang kita dalami, gunanya untuk apa, dan apakah mengalihkan perhatian atau untuk melakukan kriminal di tempat lain ini masih dilakukan pendalaman," ucap Rikwanto.
Hingga saat ini, lanjutnya, aparat terus mendalami fakta-fakta untuk menelusuri kepemilikan bom tersebut. Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri juga akan digandeng dalam upaya ini.
"Kita masih menyusuri penampilan dan wajah mereja, kalau sudah jelas, kita akan kerjasama dengan Densus 88 dan sampai saat ini masih terus didalami," ujarnya.
"Saat ini masih didalami, ciri-ciri rakitannya masih dicek di file yang ada, dengan Densus 88. Masing-masing (rakitan bom) punya file atau ciri sudah pengalaman terkait ciri-cirinya," tambahnya.
Bom yang ditemukan kini sudah diamankan di Mabes Polri.
"Dari dua bom satu didisposal (diledakkan), satunya di urai," pungkasnya.
Hingga saat ini, polisi sudah memeriksa sekitar 10 orang saksi, tiga di antaranya merupakan pegawai warteg, sedangkan sisanya merupakan petugas bank BRI Panongan, Tangerang. Bom tersebut ditemukan oleh pemilik warteg pada Rabu (25/12/2013) kemarin, sekira pukul 14.00. Bom tersebut diduga merupakan milik kawanan perampok Bank BRI Panongan yang beraksi sehari sebelumnya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari pegawai warteg tersebut, sekira pukul 16.00, Selasa (24/12/2013), terdapat sekelompok orang yang makan di tempat itu. Diduga, merekalah yang melakukan aksi perampokan tersebut.
"Tidak lama setelah tamu meninggalkan warteg, terjadi kasus curas (Pasal) 365, di bank BRI yang jarak lokasinya sekitar 500 sampai 800 meter dari warteg," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.