Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pemerkosaan Jadi Tersangka, Polisi Dianggap Salah Kaprah

Kompas.com - 08/01/2014, 16:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Ans (19) menilai polisi telah salah menetapkan status mahasiswi yang menjadi korban pemerkosaan tersebut sebagai tersangka. Ans dijadikan tersangka karena CK, pelaku pemerkosaan, melaporkan balik Ans atas perusakan kamera milik pelaku.

Ans sempat dipanggil sebanyak empat kali untuk diperiksa oleh penyidik kriminal umum Polres Metro Jakarta Timur. Pada 25 dan 31 Oktober 2013, Ans masih berstatus saksi. Namun, pada panggilan ketiga dan keempat, yakni 13 dan 29 November 2013, Ans ditetapkan sebagai tersangka. Ans dijerat dengan Pasal 406 KUHP tentang perusakan barang.

Paman korban menilai polisi salah kaprah dengan menetapkan keponakannya sebagai tersangka. "Inilah yang salah kaprah karena (perusakan) itu tidak bisa berdiri sendiri," kata paman korban, Afan, saat ditemui Kompas.com di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jakarta, Rabu (8/1/2013).

Ans mengandaikan hal itu sama saja dengan korban pencopetan yang membela diri dengan memukul pelaku, tetapi berada pada posisi yang salah. Afan menilai polisi seharusnya dapat mempertimbangkan sebab-akibatnya. "Alasannya, kan, karena mau hapus foto biar enggak beredar," ujar Afan.

Ia mengatakan, korban mengikuti keinginan pelaku untuk menjadi model fotonya karena dihadapkan pada posisi serba salah. Menurut Afan, pelaku CK seolah menyalahkan korban karena pernah tidak datang untuk pemotrean. Pelaku merayu korban dengan mengimingi uang honor sebagai model foto. Saat itu Ans tengah membutuhkan uang untuk biaya berobat ayahnya yang sakit. "Dia perlu uang untuk orangtua yang lagi dirawat, sampai gadai BPKB juga," ujar Afan.

Ans diperkosa HIS alias CK yang baru dikenal Ans selama empat bulan. Pemerkosaan terjadi di lantai dua sebuah ruko di Ciracas, Jakarta Timur. Lantai satunya adalah usaha warnet. Warnet itu memasang musik sedemikian rupa sehingga jika ada teriakan di lantai dua, tidak akan kedengaran dari bawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com