Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wihara Amurva Bhumi Tetap Rayakan Imlek

Kompas.com - 30/01/2014, 16:30 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sama dengan wihara lain yang merayakan perayaan Tahun Baru Imlek, Wihara Amurva Bhumi di Jalan Satrio Raya, Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, juga dipersiapkan untuk menyambut perayaan tersebut. Sebenarnya, wihara tersebut sudah bersih sejak Kamis (23/1/2014) pekan lalu. Namun, banjir sempat menggenangi wihara tersebut sejak Selasa (28/1/2014) malam hingga Rabu (29/1/2014) sore sehingga pengurus setempat harus kembali membersihkannya sejak tadi malam hingga sore ini.

Banjir di wihara tersebut mencapai 150 cm sehingga patung dewa dan dewi di sana harus diungsikan ke bagian yang lebih tinggi. Beberapa perlengkapan sembahyang, seperti lilin besar 180 cm dan berat 200 kg, terendam air sehingga membuat lilin tersebut rusak.

Pengurus Wihara Amurva Bhumi, Hong Wie (60), mengatakan, meski wihara sempat direndam banjir, perayaan hari raya Imlek 2565 akan tetap dilaksanakan mulai nanti malam hingga besok. Berbagai persiapan telah dilaksanakan untuk menyambut tahun kuda kayu.

"Kita bersyukur sekali sudah surut, semoga curah hujan juga tidak terlalu tinggi lagi, biar wihara tidak perlu terendam banjir lagi," ujar Hong Wie kepada Kompas.com, Kamis (30/1/2014).

Kompleks wihara itu terletak di muara air menuju Kali Krukut. Banjir yang dialami kemarin, menurut Hong, lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. "Ini memang yang tertinggi. Waktu tahun 2007 hanya sebetis," kata dia.

Hong berharap pada perayaan imlek tahun ini dapat tetap bisa mensyukuri apa yang diberikan Tuhan meskipun berbagai musibah menimpa negeri ini. Menurut Hong, momen tahun baru merupakan refleksi terhadap kehidupan di mana manusia harus bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. "Kami juga akan mendoakan kesehatan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia," katanya.

Perayaan tahun baru Imlek di wihara tersebut akan dimulai hari ini pukul 18.00. Adapun acara kebaktian akan diadakan pada pukul 21.00. Untuk besok, kebaktian akan dilakukan pada pukul 07.00 pagi, sedangkan untuk sembahyang kepada dewa dan dewi dilakukan hingga sore hari.

Di wihara tersebut terdapat lima patung dewa, yaitu Giok Hong Siang Te, yang merupakan Tuhan Yang Maha Esa. Umat biasanya datang pertama kali membakar hio di altar patung dewa tersebut, kemudian beranjak ke Kong Co Hok Tek Tjeng Sin, dewa tuan rumah di wihara tersebut. Setelah itu, sembahyang dilanjutkan ke altar Dewi Kwan Im atau yang akrab dikenal dengan dewi welas asih. Doa dilanjutkan ke altar Dewa Kwang Tong atau Dewa Perang dan terakhir ke Dewa Tay Pek Sen Kun atau Dewa Bumi.

Acara di wihara tersebut akan berlangsung sampai 15 hari ke depan atau sampai perayaan Cap Go Meh. Sebanyak 500 umat akan memadati kawasan Wihara Amurva Bumi ketika perayaan hari raya Imlek itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Megapolitan
Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Megapolitan
Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Megapolitan
Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com