Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpam Stasiun Depok Intimidasi Calon Penumpang

Kompas.com - 31/01/2014, 08:23 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang satpam di Stasiun Depok, Jawa Barat, mengintimidasi salah satu calon penumpang kereta komuter, Jumat (31/1/2014) pagi. Intimidasi dilakukan tanpa ada kejadian awal maupun sebab dan pelanggaran lain.

"Tiba-tiba saya didatangi sambil marah-marah oleh satpam bernama Harold P," kata Bambang Jatmiko, penumpang tersebut, Jumat. "Dia terus saja membentak-bentak saya, 'Kenapa kamu lihat-lihat?'," tutur dia.

Insiden terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, saat Bambang hendak berangkat dari stasiun itu menuju tempat kerjanya di kawasan Jakarta Pusat. Tiket sudah di tangan, dia sudah melintasi gerbang stasiun, dan sedang bersiap menyeberangi rel menuju peron tempat keretanya akan melintas.

Menurut Bambang, posisi Harold sebelumnya adalah berdiri di dekat gerbang masuk yang sudah dia lewati. Saat bersiap menyeberang, jarak Bambang dan Harold sekitar lima meter.

"Saya bantah dia (bahwa saya melihat-lihat ke arahnya), saya tanya apa salah saya, dia tetap ngomel dan marah-marah, bahkan mengancam akan memukuli saya," tutur Bambang.

Bahkan, ketika Bambang terus menanyakan apa duduk persoalan sebenarnya, Harold malah merengut kerah jaket Bambang dan menyeretnya ke pos keamanan stasiun. Di dalam pos, ujar Bambang, Harold semakin menjadi-jadi.

Di dalam pos tersebut, ada banyak satpam lain. Satu dua di antara mereka sempat membantu Harold. Namun, mendengar jawaban Bambang, mereka kemudian terdiam, tetapi juga tak menghentikan polah Harold.

Sementara itu, Harold terus mengancam dan menyalahkan Bambang. "Bahkan, ancamannya bertambah. "Kami bisa mengeroyok kamu bersama teman-teman saya," tutur Bambang.

Kemarahan Harold baru bisa dihentikan setelah seorang marinir yang sejak awal kejadian melihat rentetan peristiwa itu datang melerai. Setelah menanyai Bambang dan yakin tak ada persoalan, marinir itu menarik Bambang untuk segera meninggalkan pos satpam untuk segera menaiki kereta yang sudah datang juga.

"Saya sempat hendak lapor ke komandan satpam, bahkan polisi. Tapi, jam kerja saya sudah mepet, belum jadi lapor," imbuh Bambang. Dia mengatakan, satpam lain baru ikut melerai setelah anggota marinir tersebut campur tangan "menyelamatkan" Bambang.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari Juru Bicara PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunnisa. Pesan yang dikirimkan belum dijawab dan telepon belum diangkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com