Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak-anak Mengharapkan Angpau di Wihara...

Kompas.com - 01/02/2014, 06:11 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perayaan Tahun Baru Imlek telanjur dianggap menjadi ajang mengais rezeki, tak terkecuali oleh anak-anak. Tepatkah anggapan itu?

Di Wihara Ekayana atau Ekayana Buddhist Centre Jalan Mangga II/8, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, misalnya, puluhan anak berjajar di pintu masuk gerbang wihara. Anak-anak ini berkumpul menunggu umat yang akan ataupun telah sembahyang memberikan sedikit rezeki melalui angpau.

Amplop berwarna merah dengan berisi sejumlah uang itu menjadi buruan anak-anak. "Minta angpau-nya koh, ci," teriak beberapa anak sembari mendekati umat yang berdatangan. Sesekali umat tersebut memberikan angpau kepada salah satu anak, yang lainnya sontak langsung berkerumun.

Dina (11), salah satu anak yang turut menunggu angpau, mengatakan, dia sedari pagi datang ke wihara ini. "Katanya kan kalau Imlek ada bagi-bagi angpau. Jadi ke sini. Sudah dari jam setengah 10," ujarnya ketika ditemui, Jumat (31/1/2014).

Menurut Dina, dia datang ke wihara atas kemauannya sendiri. Tidak ada paksaan dari orang lain. Malah, kalau dapat banyak angpau, syukur-syukur bisa membantu ibunya yang sedang sakit. "Ibu sedang sakit darah tinggi," katanya.

Harap-harap mendapatkan banyak angpau, Dina malah tidak dapat sedikit pun. Dia menjadi salah satu anak yang kurang beruntung. Sementara temannya, Mita (10), mendapatkan Rp 2.000. "Nih hanya dapat segini dari tadi," ucapnya sembari memperlihatkan uang di tangannya.

Sebelum datang ke wihara, mereka mengaku telah mencari angpau dengan berkeliling kompleks sekitar. Mereka mendatangi keluarga Tionghoa yang merayakan Imlek. Di sana, mereka mendapatkan angpau walaupun jumlahnya tidak banyak.

Namun, kata Dina, uangnya sudah habis untuk jajan selagi menunggu di wihara. "Sudah buat beli makanan tadi uangnya sudah habis," katanya. Merasa hampa menunggu di wihara ini, Dina dan Mita bersama enam anak lain pun memutuskan untuk pindah ke wihara lain di sekitar wilayah tersebut. "Mau pindah saja, di sini dapetnya dikit. Mau cari sampai hari Imlek-nya habis," kata Dina.

Sementara salah satu biksu wihara, Nyanagupta, mengatakan tidak ada tradisi bagi-bagi angpau yang dilakukan pengelola wihara. Menurut dia, pembagian angpau kepada masyarakat kecil hanya mendidik sikap malas bagi mereka. Namun, wihara tidak melarang bila umat yang telah bersembahyang membagikan angpau secara individu kepada masyarakat kurang mampu maupun anak-anak tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com