Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mekanisme Penyaluran Bantuan Korban Banjir di Jakarta?

Kompas.com - 10/02/2014, 07:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir yang selalu melanda Ibu Kota setiap tahun, membuat pengelolaan bantuan bagi para korban banjir harus terdistribusi dengan baik. Ada sejumlah pola distribusi bantuan yang diterapkan sejumlah kecamatan di DKI Jakarta. Secara keseluruhan, pola penyaluran hampir sama. Seperti apa polanya?

Camat Jatinegara Syofian Taher mengatakan, ada bantuan yang diambil langsung oleh masyarakat, ada pula yang diberikan melalui perwakilan warga seperti pihak RT dan RW di lokasi banjir. Bantuan seperti beras, telur dan mi instan, termasuk bantuan yang tidak bisa langsung diberikan kepada masyarakat. Jenis bantuan ini akan disalurkan ke dapur umum untuk diolah menjadi makanan siap santap terlebih dulu.

"Bantuan yang tidak bisa disalurkan langsung atau cepat busuk, kita kirim ke dapur umum atau dapur mandiri masyarakat untuk dimasak terlebih dahulu," kata Syofian kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2014).

Selanjutnya, warga bisa mengambil makanan sendiri. Jatahnya, tiga kali sehari. Di Jatinegara, kata Syofian, ada lebih dari 20 lokasi pengungsi banjir yang tersebar di berbagai tempat, di antaranya, Sekolah Dasar 02 Balimester, sejumlah gereja, Masjid Attawabin, dan Rumah Sakit Hermina. 

Syofian mengatakan, para pengungsi umumnya mendapat bantuan makanan yang disediakan dinas sosial, Palang Merah Indonesia, atau TNI/Polri. Ada pula yang disalurkan melalui relawan mulai dari organisasi kemasyarakatan atau posko partai politik. Bantuan seperti beras, air dan mi instan dapat juga disalurkan langsung, tetapi melalui ketua RT dan Ketua RW atau LMK. Perwakilan warga harus melaporkan sesuai dengan jumlah warga yang membutuhkan dan di data. Hal ini dilakukan karena dalam satu RW, tidak semua RT terendam banjir.

"Kami bagi secara proporsional sesuai dengan jumlah," ujar Syofian.

Selain itu, ada pula jenis bantuan berupa barang, misalnya selimut, perlengkapan bayi, tikar, seragam sekolah, dan terpal. Bantuan ini diberikan secara terkoordinasi sesuai dengan kebutuhan warga yang menjadi korban banjir. Tujuannya, agar penyaluran lebih tepat sasaran.

"Kami tidak ingin timbul kecemburuan sosial karena mengambil sendiri. Karena nanti misalnya yang ini dapat ini, yang itu dapat itu. Jadi diminimalisir sesuai kebutuhan, dan diatur oleh RT dan RW," ujar Syofian.

Khusus selimut, biasanya warga membawanya pulang setelah banjir usai. Adapun, tikar dan terpal dari tempat pengungsian akan disimpan sebagai inventaris agar dapat digunakan ketika banjir kembali datang.

"Jadi tidak kita siapkan (dibagi) per rumah tangga. Tetapi tikar dan terpal hanya untuk di tempat pengungsian," ujar Syofian.

Mekanisme penyaluran bantuan di Kecamatan Tebet, khususnya di Kelurahan Bukit Duri, Manggarai, dan Kebon Baru, juga hampir sama. Camat Tebet Mahludin mengatakan, terdapat 20 titik posko pengungsian banjir di wilayahnya. Bantuan diberikan melalui proses serah terima oleh pengurus RT dan RW. Aparat kecamatan juga menyalurkan bantuan alat masak untuk dapur umum, misalnya bagi warga di Gudang Peluru, Kelurahan Kebon Baru. Bantuan selimut diberikan kepada warga yang mengungsi.

"Posko ada yang juga mandiri, artinya masuk di dalam RT atau RW-nya sendiri. Seperti di Manggarai, bikin posko di RT. Jadi, nanti kalau mereka butuh bahan mentah makanan, tinggal melaporkan di kelurahan nanti dari kelurahan disalurkan," ujar Mahludin.

Mahludin mengatakan, untuk bantuan yang masih tersisa akan masuk dalam bantuan pascabanjir. Bantuan ini akan tetap disalurkan kepada mereka yang sudah terdata sebagai korban banjir. "Oleh posko itu dibagi, kalau yang mengungsi dikasih pas dia pulang melalui RT dan RW. Karena mereka yang tahu persis (warganya)," ujarnya.

Ketua RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Budi Partono mengatakan, biasanya ketua RT dipanggil untuk menyalurkan kebutuhan bagi warga yang menjadi korban banjir. Terdapat 350 kepala keluarga dengan 1.200 jiwa di wilayahnya yang mengalami banjir beberapa waktu lalu. Bantuan obat yang datang dari relawan akan disalurkan ke Puskesmas Rawajati. Tujuannya, agar pemberian obat sesuai dengan kebutuhan. Letak puskesmas berada di tengah permukiman warga dekat dengan posko banjir.

"Kalau ada obat-obatan kita kan enggak ngerti, jadi kita salurkan ke puskesmas," ujar Budi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com