JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Operasional Koperasi Wahana Kalpika (KWK) Jakarta Utara Farid Effendi mengatakan tidak pernah memerintahkan perusakan tiga bus kota terintegrasi busway (BKTB) dan penganiayaan penumpang BKTB.
"Kita melakukan aksi damai di hari ini. Tadi di Balaikota memang tidak ada solusi yang diberikan sehingga waktu pulang memang disepakati lakukan penghalauan, tapi bukan pengrusakan maupun penganiayaan. Itu mencederai nama baik kita," ujarnya, Selasa (11/2/2014).
Sementara itu, Sri Ulina Pinem dari Humas Unit Pelaksana Transjakarta mengatakan, sejak pagi pihaknya sudah memonitor adanya pergolakan para sopir KWK yang menolak keberadaan BKTB dan melakukan unjuk rasa ke Balaikota. Ia menyebutkan, operasional BKTB jurusan Monas-PIK tetap berjalan seperti biasa.
"Waktu (sopir KWK) pulang dari demo, mereka mencegat bus kita. Pertama terjadi di dekat Taman Fatahilah Jakarta Barat, kemudian 3 unit lagi di sekitar Polsek Penjaringan," ujarnya.
Ulina menyebutkan, saat pencegatan itu, pelaku tidak hanya memaksa penumpang untuk turun. Massa juga melempari mobil dan memukuli sopir serta petugas on board. Menurut Ulina, hampir seluruh bagian kaca bus rusak. Sopir bus dan petugas on board mengalami luka ringan.
Untuk menghindari adanya pengrusakan lagi, Transjakarta sudah menarik semua unit BKTB kembali ke pul Cawang sejak pukul 15.00. Kasus perusakan itu diserahkan kepada Polsek Penjaringan.
BKTB dengan nomor polisi B 7713 IV dirusak oleh sejumlah oknum sopir KWK di Jalan Kopi, Tambora, Jakarta Barat. Kejadian serupa juga terjadi di Jakarta Utara di mana 3 unit BKTB mengalami kerusakan di hampir seluruh bagian kacanya akibat dilempari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.