Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kebon Sirih Bersedia Digusur untuk Gedung MNC II jika...

Kompas.com - 12/02/2014, 11:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga RW 06, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, menyatakan akan tetap bertahan mempertahankan tempat tinggal mereka. Pernyataan ini sebagai dampak pembangunan gedung MNC Media Center yang rencananya setinggi 58 lantai yang mengorbankan lahan warga RT 012 dan 014.

Ketua RW 06 Tomy Tampatty mengatakan, warga mau menyerahkan lahan mereka apabila ada kompensasi yang setimpal dari pihak MNC.

"Warga sudah pasti enggak mau menyerahkan tanah. Tapi, kalau tawarannya bagus sekitar Rp 60-100 juta per meter persegi, saya kira warga mau melepas (tanah)," kata Tomy kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2014).

Di dalam pertemuan antara pengurus RW 06 beserta direksi MNC Land Tbk, Selasa (11/2/2014) malam tadi, Tomy juga menyampaikan perihal tersebut. Prakiraan harga tersebut diambil karena melihat tanah warga berada dalam posisi strategis.

Selain berada pada kawasan Ring 1 (Silang Monas), permukiman warga RW 06 Kebon Sirih juga strategis dari kantor pemerintahan, transportasi umum, pusat perbelanjaan, dan terbebas dari banjir. Pada tahun 2011 lalu saja, tanah di kawasan itu punya nilai jual objek pajak (NJOP) senilai Rp 60 juta per meter persegi.

Di sisi lain, Tomy menceritakan, warganya sering didatangi calo atau mafia tanah yang mengatasnamakan MNC Group dan menawar tanah mereka dengan harga rendah, sekitar Rp 15 juta per meter persegi. Oleh karena itu, tim mediasi yang dibentuk antarwarga RW 06 beserta MNC juga bertujuan mengantisipasi kemunculan mafia tanah.

Apabila warga kembali didatangi pihak yang menawar tanah, warga bisa langsung berkomunikasi dengan pihak MNC untuk mengonfirmasi kebenarannya. "Tapi, sampai saat ini, kami tidak menginginkan adanya penggusuran. Karena ini tanah leluhur, sudah puluhan tahun kami tinggal di sini," kata Tomy.

Pernyataan keberatan juga disampaikan Yudi (30), warga RW 06 yang sudah menempati tempat tinggalnya sejak ia dilahirkan. Ia bersama warga lainnya memastikan untuk bertahan mempertahankan tempat tinggal mereka. Karena tak sedikit pula warga asli yang telah menetap selama puluhan tahun.

Apabila penggusuran itu tetap terjadi, warga akan sulit menemukan lingkungan strategis seperti tempat tinggal mereka saat ini. "Makanya, HT (Hary Tanoesoedibjo) yang dibilang peduli masyarakat, eh, dia malah menzalimi tetangganya sendiri," kata Yudi.

Warga RW 06 Kebon Sirih menolak pembangunan gedung MNC Media Center II yang rencananya akan dibangun sebanyak 58 lantai. Warga pun menolak rencana pembangunan tersebut dengan memasang sebanyak empat spanduk di pos RW 06.

Salah satu spanduk bertuliskan, Bapak Hary Tanoesoedibjo, kami warga RW 06 Kelurahan Kebon Sirih Jakarta Pusat meminta agar semua kegiatan usaha anda keluar atau pindah dari wilayah pemukiman kami. Karena telah mengganggu kenyamanan hidup kami setiap hari, termasuk mengganggu kami dalam melakukan ibadah. Pindah segera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com