Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersinggung Ucapan Pegawai PT KAI, Warga Kampung Bahari Unjuk Rasa

Kompas.com - 28/02/2014, 15:20 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak senang disebut sebagai warga abal-abal, ratusan warga Kampung Bahari di RW 11 Kelurahan Tanjung Priok, Jakarta Utara, berusaha berunjuk rasa ke kantor PT KAI di Stasiun Tanjung Priok. Aksi demonstrasi itu dihadang oleh puluhan anggota Polsek Metro Tanjung Priok karena warga tak mengantongi izin unjuk rasa dari polisi.

Aksi warga itu sempat berlangsung memanas saat 30 polisi menghadang 400-an warga agar tidak keluar dari area permukiman mereka. Warga dari 7 RT di RW 11 tetap berupaya menuju kantor PT KAI untuk memerkarakan salah seorang pejabat PT KAI berinisial A. Ketua RW 11 Kelurahan Tanjung Priok, Didin Jaenudin (47), mengatakan, A telah mengatakan hal yang dianggap melecehkan warga di sana.

"Masa kita disebut warga abal-abal, makanya sekarang kita akan melakukan aksi ke kantor PT KAI di stasiun," ujar Didin di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (28/2/2014).

Didin mengatakan, perkataan itu disampaikan dalam rapat antara PT KAI dan warga terkait rencana pemagaran lahan seluas 50 meter persegi oleh PT KAI di sekitar permukiman warga. Saat warga menegur, terjadilah dialog antara perwakilan dan pengacara warga dan pegawai PT KAI.

"Ini prosesnya belum selesai secara hukum, tapi sudah dilakukan pemagaran, makanya kami protes," ujar Didin.

Lurah Tanjung Priok Suyono mengatakan, warganya belum memberitahukan rencana unjuk rasa sebagai persyaratan aksi. Oleh karena itu, Suyono membujuk warga agar tidak keluar permukiman. "Saya sudah sampaikan agar warga tidak memaksa keluar ke jalan raya. Syukurnya mereka mau mengerti," ujarnya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priuk Iptu Samsono mengakui bahwa warga tidak meminta izin kepada polisi untuk menggelar demonstrasi. Oleh karena itu, warga tidak diperkenankan untuk keluar ke jalan umum.

"Kita hadang mereka agar tidak keluar memacetkan jalan. Tapi, secara keseluruhan, aksi berjalan kondusif karena setelah kita persuasi mereka mau menerima," kata Samsono.

Kepala Humas PT KAI Daops 1 Agus Komarudin membantah bahwa ada kalimat yang bermaksud melecehkan warga. Ia menilai masalah ini hanya salah paham.

Pantauan Kompas.com, ratusan warga melakukan unjuk rasa dengan membawa spanduk bertuliskan "PT KAI Melecehkan Warga Kampung Bahari". Mereka meneriakkan ketidakterimaan mereka terhadap apa yang telah dilontarkan salah satu pegawai PT KAI. "Kami bukan warga abal-abal, KAI harus minta maaf," kata warga dalam aksi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com