"Ada cadangan bahan peledak TNT juga," ujar Untung di Jakarta, Rabu.
TNT yang berada di gudang tersebut, lanjutnya, digunakan untuk senjata ringan yang biasa digunakan anggota Kopaska. Senjata itu, di antaranya, pistol.
Ia mengatakan, ledakan di Pondok Dayung berbeda dengan yang terjadi di gudang amunisi di Cilandak pada 1984. Perbedaan ini terkait dengan jenis amunisi. Amunisi di Cilandak diperuntukkan untuk senjata ringan hingga berat, termasuk roket.
Sebanyak 87 anggota TNI menjadi korban ledakan di Pondok Dayung. Sebanyak 85 orang menderita luka ringan dan sedang, satu orang kritis, dan satu lainnya meninggal.
Para korban rata-rata terkena pecahan genteng dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut. Ada yang terkena di bagian dada, kepala, dan perut.
Sementara itu, penyebab ledakan masih dalam investigasi pihak TNI. Meskipun demikian, diduga ledakan itu dipicu percikan api dari hubungan pendek arus listrik yang mengenai amunisi.
Para korban luka ini dilarikan ke Rumah Sakit Pelabuhan (Port Medical Center) Tanjung Priok, RS Sukamulya, dan RS TNI AL Mintohardjo di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.