Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Deret Dipaksa Bayar Tip Rp 1 Juta untuk Konsultan

Kompas.com - 10/03/2014, 08:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
— Warga penerima program kampung deret di RW 015 Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, diminta membayar tip untuk konsultan kampung deret sebesar 2 persen dari uang renovasi rumah yang diterima.

Umumnya warga yang takut dana renovasi rumah tak cair memberikan tip itu. Namun, ada pula yang menolak.

Akan tetapi, dengan alasan tenggang rasa dan faktor intimidasi, umumnya warga enggan mengungkapkan secara terbuka soal kutipan. Hanya beberapa warga yang bersedia mengungkapkannya karena dana renovasi rumah yang diterima juga sangat terbatas.

Salah satunya adalah RN (63). Janda tiga anak ini, Minggu (9/3/2014), mengaku sangat keberatan dengan kutipan untuk membayar tip bagi konsultan. Dana renovasi rumah yang diterima dari Pemerintah Provinsi DKI hanya Rp 54 juta.

Atas perintah ketua kelompok kampung deret di tempat tinggalnya, dia terpaksa membayar tip untuk konsultan 2 persen dari dana yang diterima, yakni Rp 1.080.000.

”Mereka mintanya juga terburu-buru. Saya pun tidak diberikan kuitansi sebagai tanda bukti pembayaran tip,” kata RN.

Untuk menjalankan program kampung deret, RN memperoleh dana pembangunan dalam tiga tahap, dan sekarang memasuki tahap kedua, dengan total Rp 40 juta lebih. Namun, karena harga material bangunan semakin mahal, RN harus mengeluarkan dana dari kantongnya sendiri lebih dari Rp 15 juta.

”Sudah nombok untuk pembangunan rumah, masih diminta pula untuk tip konsultan,” katanya.

Warga lainnya, Hr (58), mengeluhkan hal serupa. Namun, beruntung dia bisa mendesak ketua kelompok penataan kampung deret di RT tempat tinggalnya memberikannya kuitansi atas pemberian tip tersebut. Dalam kuitansi itu tertulis penerima uang adalah Fathurodji.

Ada pula warga yang berani menolak membayar tip tersebut, yaitu Bistok Hutagaol (50). Warga RT 010 RW 015 ini mengaku, dia sudah menolak sejak diminta membayar tip. Karena terus didesak, Bistok memberikan syarat agar dia bisa memperoleh kuitansi dari pembayaran tersebut. Namun, karena permintaan itu tak dipenuhi, Bistok tetap menolak membayar.

”Saya mengancam mereka, kalau kuitansi tak diberikan dan saya dipaksa membayar, saya laporkan kasus ini ke gubernur. Akhirnya, mereka tak berani memaksa saya,” katanya.

Baik RN, Hr, maupun Bistok hanya menyebutkan sekelompok orang yang meminta bayaran tip itu adalah dari konsultan kampung deret di Kelurahan Pisangan Timur, yaitu PT Ambara Puspita. Hanya saja, menurut Bistok, sekelompok orang itu turut dibantu ketua kelompok koordinator kampung deret yang juga warga setempat.

Saat dimintai penjelasan, Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Jonathan Pasodung tak dapat dihubungi. Pesan singkat yang dikirim ke nomor telepon selulernya juga tak dibalas. (MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com