Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Kampung Deret Petogogan Terhambat Banjir

Kompas.com - 02/03/2014, 14:59 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Warga kampung deret di Kelurahan Petogogan, yang menempati tanah hak milik, membangun sendiri rumah mereka. Namun, pembangunan rumah tersebut terhenti karena banjir yang sering menggenangi kampung.

"Iya kalau di sini hujan besar, lalu banjir Mbak, kan kalau banjir enggak bisa kerja. Material bangunannya juga kebanjiran semua," ujar warga RT 12 RW 03, Laili, Minggu (2/3/2014).

Saat ini, lanjutnya, pembangunan rumahnya kira-kira sudah mencapai 50 persen. Bagian depan rumahnya sudah dimundurkan sekitar 50 sentimeter.

"Memang ada aturan dari dinas kalau tembok depan rumah harus dimundurkan, untuk jalan air. Ya kami sih enggak apa. Ini tinggal pembenahan (bagian) dalam, ditingkat, dan pasang plafon atap dari material baja," tuturnya.

Untuk pembangunan kampung deret, pemerintah memberi bantuan senilai Rp 1,5 juta per meter dengan luas lahan maksimal 36 meter atau total sekitar Rp 54 juga per kepala keluarga.

Menurut koordinator RW 03 Kampung Deret Petogogan, Sulton, dana tersebut diturunkan dalam tiga tahap. Tahap pertama dan kedua masing-masing 40 persen dari total biaya. Sisanya, 20 persen, dikucurkan pada tahap ketiga.

Warga mengapresiasi lancarnya pemberian kucuran bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kucuran pertama diterima warga pada awal Januari 2014 lalu, dan kucuran kedua diterima pada awal minggu ini.

"Alhamdulillah sampai sekarang lancar. Semoga sampai tahap ketiga lancar juga kucuran dananya," ujar Sulton.

Sebab, kata Sulton, bila pemberian dana bantuan tersebut terlambat, warga khawatir pembangunan rumah mereka akan terhambat. Padahal, warga diberi waktu paling tidak akhir Maret sudah dapat menyelesaikan pembangunan.

Kampung Deret di Kelurahan Petogogan mencakup dua wilayah, RW 03 dan 05. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kedua kampung itu berbeda. Di wilayah RW 05, warga menyebutnya dengan pembenahan.

Pembangunan rumah di RW tersebut dikerjakan pemborong. Rumah lama warga dihancurkan dan diratakan dengan tanah untuk dibangun kembali dengan bangunan baru yang berbentuk deret. Di tengah kompleks rumah deret tersebut terdapat semacam taman segitiga yang dijadikan tempat bersantai dan berkumpul para warga.

Untuk di wilayah RW 03, warga menyebutnya perbaikan. Pembangunan di sini dikerjakan sendiri oleh warga. Rumah warga diperbaiki atau direnovasi sesuai ketentuan Dinas Perumahan DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Anggota Ormas yang Dianiaya di Jaksel Derita Tujuh Luka Tusukan

Polisi: Anggota Ormas yang Dianiaya di Jaksel Derita Tujuh Luka Tusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Penusukan yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu

Polisi Tangkap Pelaku Penusukan yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Masih Amankan Truk yang Ditabrak Porsche Cayman di Tol Dalam Kota

Polisi Masih Amankan Truk yang Ditabrak Porsche Cayman di Tol Dalam Kota

Megapolitan
Ikut Mengeroyok, Kakak Pelaku yang Tusuk Tetangga di Depok Juga Jadi Tersangka

Ikut Mengeroyok, Kakak Pelaku yang Tusuk Tetangga di Depok Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Harga Tiket Masuk Wuffy Space Raya Bintaro dan Fasilitasnya

Harga Tiket Masuk Wuffy Space Raya Bintaro dan Fasilitasnya

Megapolitan
Insiden Penganiayaan Jadi Penyebab Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu, Kubu Korban Ingin Balas Dendam

Insiden Penganiayaan Jadi Penyebab Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu, Kubu Korban Ingin Balas Dendam

Megapolitan
Begini Kondisi Mobil Porsche Cayman yang Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Atap dan Bagian Depan Ringsek

Begini Kondisi Mobil Porsche Cayman yang Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Atap dan Bagian Depan Ringsek

Megapolitan
Curhat Penggiat Teater soal Kurangnya Dukungan Pemerintah pada Seni Pertunjukan, Bandingkan dengan Singapura

Curhat Penggiat Teater soal Kurangnya Dukungan Pemerintah pada Seni Pertunjukan, Bandingkan dengan Singapura

Megapolitan
PKS Nilai Wajar Minta Posisi Cawagub jika Usung Anies pada Pilkada Jakarta 2024

PKS Nilai Wajar Minta Posisi Cawagub jika Usung Anies pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
PKB Minta Supian Suri Bangun Stadion jika Terpilih Jadi Wali Kota Depok

PKB Minta Supian Suri Bangun Stadion jika Terpilih Jadi Wali Kota Depok

Megapolitan
Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis

Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis

Megapolitan
Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

Megapolitan
Polisi Tetapkan 12 Pelajar sebagai Tersangka Kasus Tawuran Maut di Bogor

Polisi Tetapkan 12 Pelajar sebagai Tersangka Kasus Tawuran Maut di Bogor

Megapolitan
Heru Budi Kerahkan Anak Buah Buat Koordinasi dengan Fotografer Soal Penjambret di CFD

Heru Budi Kerahkan Anak Buah Buat Koordinasi dengan Fotografer Soal Penjambret di CFD

Megapolitan
Amarah Warga di Depok, Tusuk Tetangga Sendiri gara-gara Anjingnya Dilempari Batu

Amarah Warga di Depok, Tusuk Tetangga Sendiri gara-gara Anjingnya Dilempari Batu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com