Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paman: Iqbal Sudah Tak Bisa Bergerak

Kompas.com - 17/03/2014, 19:07 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kondisi Iqbal Saputra (3,5), korban penculikan dan penganiayaan, memburuk. Saat ini dia masih dirawat di Paediatric Intensif Care Unit (PICU) RS Koja, Jakarta Utara, Senin (17/3/2014).

"Kondisinya sudah koma sejak kemarin," ujar Hilman (40), paman Iqbal, di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Senin (17/3/2014).

Hilman menuturkan, ketika kali pertama menjenguk Iqbal pada Sabtu (15/3/2014), Iqbal masih bisa bergerak dan berkomunikasi. "Sekarang sudah tidak bisa bergerak," ucapnya.

Sejak Minggu (16/3/2014), Iqbal dipindahkan dari kamar 506 di lantai 5 ke lantai 7 RSUD Koja. Alasan pemindahannya adalah kondisi kamar di lantai 5 sempit dan diisi enam orang pasien.
"Kalau di lantai 7, Iqbal sendirian," ujarnya.

Kemudian, kata Hilman, sekitar pukul 16.00, kondisi Iqbal justru memburuk. "Iqbal sempat kejang-kejang dan matanya melotot. Beberapa kali saya lapor ke perawat, tapi tidak direspons," keluhnya.

Hilman menuturkan, pihak rumah sakit baru memindahkan Iqbal ke ruang perawatan intensif setelah mengetahui pihak kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan datang hari ini.

Dikonfirmasi terkait kondisi Iqbal, dr Dewi Iriani yang merawat Iqbal membantah bahwa saat ini Iqbal dalam kondisi koma. Meskipun demikian, Dewi membenarkan bahwa Iqbal mengalami kejang-kejang dan suhu tubuhnya tinggi, mencapai 39 derajat celsius.

Sementara itu, Direktur RSUD Koja Togi Asman Sinaga membantah pihaknya menelantarkan Iqbal. Togi menjelaskan pasien yang masuk, dari instalasi gawat darurat hingga dirawat di ruangan perawatan, selalu ditangani dengan baik.

"Di ruangan (perawatan) dokter penanggungjawabnya adalah dokter bedah dan perawat sudah melakukan instruksi dokter penanggung jawab," ujar Togi.

Seperti diberitakan, Iqbal ditemukan dalam kondisi lemas oleh Juliana, di halte bus Mangga Dua, Kamis (13/3/2014). Saat itu, Iqbal bersama ayah angkatnya, DS. Oleh Juliana, Iqbal dibawa ke Puskesmas Pademangan. DS pun ikut ke puskesmas.

Karena Iqbal dalam kondisi kejang dan luka yang sangat parah, pihak puskesmas merujuknya ke RSUD Koja.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait saat mengunjungi Iqbal mengatakan, kejahatan pada bocah ini sangat biadab. ”Diawali dengan penculikan, lalu berlanjut dengan eksploitasi anak dengan menyuruhnya mengamen disertai penyiksaan,” ujar Arist.

Penyiksaan juga dilakukan DS jika Iqbal tidak bisa menyetor uang Rp 40.000 dari hasil mengamen. Jika Iqbal mengamen, DS mengikuti dari belakang untuk mengawasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com