Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Iming-imingi Warga agar Rela Jual Tanah kepada Pemprov DKI

Kompas.com - 05/05/2014, 16:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap warga Jakarta yang memiliki tanah luas memiliki kerelaan hati menjual sedikit tanahnya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembangunan ruang terbuka hijau. Ia berjanji, Pemprov DKI nantinya akan memberikan penganugerahaan kepada warga yang rela menjual tanahnya itu dengan cara pengabadian nama.

"Kami mau cari tanah untuk tempat bermain anak-anak. Jadi, bagi siapa pun yang mau jual, misalnya yang jual Pak Budi, dia mau kasih nama tamannya Taman Budi, ya tidak apa-apa," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (5/5/2014).

Selain untuk keperluan RTH, Basuki juga mengatakan bahwa Pemprov DKI juga tengah mencari lokasi lahan untuk pembangunan rumah susun terpadu. Dalam hal ini, kata dia, warga yang bersedia menjual tanahnya akan diberikan hadiah berupa pemberian unit rusun gratis.

"Misalnya punya tanah 130 meter persegi. Nanti selain dapat pembayaran tanah yang 130 meter, akan ada tambahan. Misalnya dapat tiga unit, ditambah ada sertifikatnya," ujarnya.

RTH di Jakarta tak bertambah

Beberapa waktu lalu, pakar tata kota dari Universitas Trisaksi Nirwono Yoga mengatakan, sejauh ini belum ada lonjakan persentase jumlah RTH yang ada di Jakarta. Menurutnya, berbagai upaya yang dilakukan Pemprov DKI yang terus membangun dan merevitalisasi taman-taman belum juga mampu menaikkan persentase RTH di Jakarta yang masih hanya berkisar 9 persen, dari jumlah ideal 30 persen.

Menurut Nirwono, upaya yang dilakukan pemprov DKI dalam beberapa waktu belakangan hanya bertumpu pada pemeliharaan dan renovasi, bukan pada penambahan. "Kendati ada penambahan RTH dalam bentuk taman, tapi jumlahnya tidak terlalu siginfikan. Tidak menggeser rasio 9 persen itu," kata Nirwono di sela-sela peringatan Hari Bumi di Taman Mataram, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2014).

Menurut Nirwono, jika serius, penambahan RTH sebenarnya bukan perkara yang sulit bagi Pemprov DKI. Hal itu karena biaya pembangunan RTH untuk ukuran yang paling sederhana hanya berkisar Rp 5 juta per meter persegi.

"Jika dibandingkan dengan nilai APBD DKI 2014 yang mencapai Rp 72 triliun, tentu bukan perkara sulit untuk membangun RTH baru," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com