Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Bulan Belum Gajian, Petugas Kebersihan Mogok Kerja

Kompas.com - 06/05/2014, 11:40 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 150 orang pegawai perusahaan mitra Dinas Kebersihan DKI Jakarta, UPT Pesisir dan Pantai, mogok kerja. Selama empat bulan, gaji mereka belum dibayar.

Mereka melakukan aksi dengan memarkirkan kendaraannya di kantor PT Orcalindo Lamtama Mandiri, Jl Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mereka berencana melakukan mogok hingga ada kejelasan pembayaran gaji dari Dinas Kebersihan. Sebab, perusahaan tempat mereka bekerja sudah tidak memberi talangan pinjaman lagi.

"Sejak Januari lalu gaji kita belum dibayarkan. Makanya kita akan menuntut hak sampai ada kejelasan," ujar Joshua, salah seorang petugas kebersihan, Selasa (6/5/2014).

Menurut pria yang sudah bekerja selama 7 tahun sebagai sopir truk sampah itu, untuk menutupi biaya hidup, dirinya kerap meminjam dari perusahaan. Begitu juga dengan kawan-kawannya yang bernasib sama. Namun, karena tidak ada kejelasan kelanjutan perpanjangan kontrak, pihak perusahaan tidak lagi memberi pinjaman.

Perwakilan perusahaan PT Orcalindo Lamatama Mandiri, Anto, mengakui bahwa pihaknya tidak lagi memberi pinjaman kepada para pekerja. Sebab, hingga saat ini, perusahaannya belum mendapat kejelasan kontrak kelanjutan dengan pihak Dinas, sedangkan uang gaji karyawan selama 4 bulan pun belum diberikan oleh pihak Dinas.

"Memang belum dibayarkan oleh pihak Dinas (Gaji karyawan). Kita juga masih dalam proses lelang, jadi belum tentu kita rekanan lagi dengan Dinas kebersihan," ujarnya.

Wakil Kepala Dinas Kebersihan, Isnawa Adji, membenarkan bahwa pihaknya belum melunasi gaji para pegawai. Keterlambatan itu dikarenakan ada sistem keuangan yang harus dilalui.

"Ini kita sedang menunggu tahap pencairan. Paling lambat ya dua minggu lagilah," katanya.

Menurut Isnawa, selain para pekerja PT OLM, ada sekitar 8.000 pegawai kebersihan lain di DKI Jakarta yang belum dilunasi gajinya. Mereka tertahan pembayarannya karena memang anggaran APBD baru cair dalam waktu dekat ini.

"Kita sudah bersurat kepada Bappeda bahwa persolaan sampah adalah fixed cost yang perlu rutin dibayarkan. Ke depan kita mengusulkan ada anggaran insidentil yang siap untuk mebayarkan gaji mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com