Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: "Ngapain" Sewa Pengacara, Buang Duit Saja!

Kompas.com - 22/05/2014, 14:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak akan menyiapkan pengacara guna mengantisipasi kemungkinan adanya upaya dari mantan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono untuk melaporkannya terkait kasus bus berkarat. Basuki mengaku senang apabila Pristono berani membuka secara terang benderang kasus tersebut.

"Ngapain nyewa pengacara, buang-buang duit saja. Makin dibongkar, makin ribut, makin saya demen. Makin seru," kata pria yang akrab disapa Ahok itu, di Balaikota Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Basuki menilai, kalaupun terbukti ada penyelewengan pada proyek pengadaan bus pada 2013, artinya, proyek pengadaan bus pada tahun sebelumnya juga demikian.

"Saya sih kalau ini ada ditemukan mark-up, berarti yang dulu-dulu mark-up juga dong. Jadi, saya nothing to lose saja kok. Cuek saja," ujarnya.

Mengenai rencana tim kuasa hukum Pristono menggugatnya sehubungan dengan pernyataan-pernyataannya yang dinilai terlalu menyudutkan Pristono, Ahok mengaku bahwa apa yang dikatakannya bersumber dari berita-berita yang ada di media massa.

"Yang nyebar foto bukan gue kok. Gue enggak tahu Kompas.com dapat dari mana. Terus cerita-cerita soal Michael Bimo yang punya hubungan (dengan Pristono) sampai bisa ke luar negeri dari siapa? Tempo," ujarnya.

"Gue tahu soal Michael ke Tiongkok juga dari baca majalah Tempo. Makanya, aku bingung, kok Tempo tidak kamu tuntut. Harusnya, kalau mau pencemaran nama baik, ya (gugat) Tempo," katanya lagi.

Kemarin, pengacara Pristono, Hasan Basri, menilai Basuki patut diperiksa terkait kasus korupsi yang menjerat kliennya. Menurut dia, ditetapkannya Pristono sebagai tersangka tidak terlepas dari celotehan Basuki di media massa.

Hasan menambahkan, opini yang dilontarkan Basuki itu berdampak kepada kliennya karena dituduhkan tanpa mengetahui duduk persoalan yang ada. Tuduhan itu seharusnya sudah melalui sebuah proses pemeriksaan internal terlebih dahulu agar diketahui siapa yang salah dalam pengadaan bus transjakarta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com