Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibarat Pernikahan, Persiapan Proyek Monorel Butuh Waktu Lama

Kompas.com - 24/05/2014, 14:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kesepakatan awal dan persiapan pembangunan proyek monorel Jakarta harus dilakukan sebaik mungkin antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Jakarta Monorail (JM). Konsultan dari Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Lukas Hutagalung menilai, upaya untuk mencapai kesepakatan antara Pemprov DKI dan PT JM ibarat dua orang sejoli yang hendak merencanakan pernikahan.

Karena itulah, lanjutnya, butuh suatu "penjajakan" yang serius sebelum dimulainya penandatangan perjanjian kerjasama (PKS).

"Bahkan kerjasamanya nanti akan lebih lama dari rata-rata masa perkawinan orang Indonesia saat ini. Karena mau kawin dalam waktu 50 tahun inilah, makanya penjajakannya membutuhkan waktu yang lama," kata Lukas dalam acara Kompasiana Nangkring bareng PT JM, di Kuningan City, Jakarta, Sabtu (24/5/2014).

Menurut Lukas, sejauh ini pembicaraan antara Pemprov DKI dan PT JM masih berkutat pada hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam proyek tersebut. Ia menjelaskan, biasanya dalam suatu proyek pembangunan infrastruktur, antara pemerintah selaku pemegang kebijakan, dan pihak swasta selaku investor telah ada hak dan kewajibannya masing-masing yang seimbang.

"Secara filosofis, karena pemerintah membutuhkan infrastruktur, maka haknya mendapatkan pembangunan infrastruktur dari pihak swasta. Tapi pemerintah wajib menyiapkan apa saja yang dibutuhkan pihak swasta. Pihak swasta wajib melakukan investasi penyediaan infrastruktur. Konsekuensinya mereka berhak mendapatkan keuntungan," jelasnya.

"Dalam proyek monorel Jakarta ini, Pemprov DKI harus menyediakan lahan-lahan yang dibutuhkan oleh PT Jakarta Monorail," katanya lagi.

Menurut Lukas, di kebanyakan proyek kereta perkotaan, biasanya pemerintah akan menjamin nilai komersial. Misalnya, kata dia, apabila nilai proyeknya bernilai 10, namun pendapatan dari tiket penumpang hanya 5, maka 5-nya itu harus dijamin pemerintah.

"Tapi dalam proyek monorel Jakarta hal ini tidak dilakukan. Pemerintah tidak memberikan jaminan pada keuntungan tiket. Tapi PT JM harus mencari cara untuk mencari keuntungan lewat cara yang lain," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com