Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: JLNT Antasari Satu Arah, Perempatan Jalan Juga Perlu Diatur

Kompas.com - 05/06/2014, 13:18 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemberlakuan sistem satu arah jalan layang non tol (JLNT) Antasari dipandang sebagai suatu upaya manajemen lalu lintas agar lalu lintas di kawasan itu tetap lancar meskipun volume kendaraan sangat tinggi.

Menanggapi hal itu, pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkundung mengingatkan, lalu lintas di perempatan jalan yang masih satu ruas dengan JLNT Antasari juga harus diatur.

Menurut Ellen, setidaknya ada dua perempatan yang akan menjadi muara kendaraan yang melalui JLNT Antasari, yaitu di sekitar Jalan Wijaya dan Mabes Polri.

"Jangan lupa, dari arah utara (Cilandak) akan bermuara atau diakhiri perempatan di sekitar Jalan Wijaya. Nah di situ harus dilakukan manajemen lalu lintas lagi. Kalau tidak, di situ akan terjadi kemacetan lebih lagi. Karena itu ada perempatan yang tidak berdiri sendiri," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/6/2014).

Perempatan jalan tersebut, lanjutnya, merupakan muara dari kendaraan dari arah Cilandak yang akan menuju Sudirman dan Thamrin. Hal ini dapat mengakibatkan beban dari persimpangan akan lebih berat.

"Jadi dibangun dari arah utara ke selatan untuk pagi hari jadi harus ada penyesuaian. Harus ada petugas atau polisi yang mengatur (di perempatan jalan)," ujarnya.

Bila kedua perempatan itu tidak diatur, kemacetan di sekitarnya tidak akan terurai. Bahkan, lanjut Ellen, bisa menimbulkan kemacetan yang mengular hingga masuk ke ruas JLNT Antasari.

Meskipun demikian, Ellen berpandangan, pemberlakuan sistem satu arah bisa menyelamatkan lalu lintas kendaraan yang melalui sekitar TB Simatupang dan Antasari.

"Dia akan mengurai kemacetan di TB Simatupang dan di Antasari itu akan lebih lancar. Karena dilalui oleh dua lajur, dan akan lebih lancar," ujarnya.

Sistem satu arah di JLNT Antasari dari arah Cilandak menuju Blok M akan mulai diuji coba  pada Jumat (6/6/2014) besok. Ini merupakan kerja sama Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya bersama Dinas Perhubungan DKI untuk mengurai kemacetan lalu lintas akibat tingginya volume kendaraan yang melintas.

Pelaksanaan sistem satu arah dilakukan pada jam orang berangkat kantor pagi hari, yaitu pukul 06.00 - 09.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com