Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harusnya dari Dulu Halte Transjakarta kayak Gini"

Kompas.com - 06/06/2014, 11:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengguna layanan bus transjakarta memuji bentuk halte transjakarta Karet Baru yang dibuka pekan lalu. Mereka menilai, bentuk halte tersebut lebih memudahkan pengguna bus transjakarta karena aksesnya tidak membuat penumpang harus berjalan berputar-putar hanya untuk mencapai halte.

"Iya, lebih enak. Dari jembatan tinggal belok aja kalau mau ke halte. Enggak perlu muter-muter lagi. Harusnya dari dulu bikin halte yang kayak gini," ujar Hilda (34), salah seorang penumpang saat ditemui di halte tersebut, Jumat (6/6/2014).

Hal senada dikatakan Awang (29). Menurut dia, rancangan halte Karet Baru yang lebih terbuka membuat penumpang merasa lega karena udara yang masuk lebih banyak.

"Haltenya lebih luas, terus lebih terbuka. Jadi enggak pengap. Anginnya lebih banyak," ujarnya.

Meski demikian, kritikan dilayangkan oleh anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang secara kebetulan penyandang disabilitas, Agus Supriyanto.

Agus berpendapat, halte Karet Baru belum bisa digunakan oleh pengguna kursi roda karena akses untuk naik dari trotoar ke jembatannya tidak menggunakan ramp, tetapi tangga.

"Dua sisi jembatannya sama-sama pakai tangga, bukan ramp. Jadi yang pakai kursi roda tidak bisa naik," ujar Bagus di lokasi yang sama.

Pengamatan Kompas.com, penggunaan ramp pada Halte Karet Baru hanya pada akses dari jembatan ke halte saja. Namun, untuk naik dari trotoar ke jembatan, masih menggunakan tangga. Halte Karet Baru merupakan halte yang dibangun oleh PT MRT Jakarta.

Halte yang terletak di antara Hotel Sahid Jaya dan Le Meridien ini dibangun untuk menggantikan halte Karet dan halte Setia Budi yang dibongkar karena ada pembangunan jalur MRT bawah tanah di kawasan tersebut.

Menurut Direktur Utama PT MRT Dono Boestami, halte Karet Baru memiliki panjang 45 meter dan lebar 5 meter. Halte dirancang lebih terbuka untuk memperlancar sirkulasi udara, tanpa harus menggunakan mesin pendingin udara.

"Semoga dengan adanya halte ini membuat layanan transjakarta tidak terganggu selama kegiatan konstruksi MRT," katanya saat acara serah terima halte dari PT MRT kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Jumat pagi.

Dalam acara tersebut, Dishub DKI diwakili oleh Wakil Kepala Dishub Benjamin Bukit. Turut hadir pula perwakilan dari Direktorat Lantas Polda Metro Jaya, yakni Kanit Amdal Subdit Kamsel Komisaris Nurfaidah, Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar Butar, serta Direktur PT Transjakarta Antonius NS Kosasih.

Rencananya mulai Januari tahun depan, seluruh pengelolaan halte dan terminal yang ada di Jakarta akan menjadi kewenangan PT Transjakarta. Hal itu dimaksudkan agar Dishub DKI lebih fokus pada kegiatan pengaturan lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com