Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Kuliner Monas Semangat Akan Dapat Pelatihan dari Koki Andal

Kompas.com - 18/06/2014, 12:21 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang kaki lima (PKL) kuliner di Lapangan Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) Monumen Nasional (Monas) mengaku setuju dengan rencana Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang meminta koki ternama untuk memberikan pelatihan memasak kepada mereka. Beberapa pedagang mengatakan, sebelumnya telah ada penyuluhan di kantor Wali Kota Jakarta Pusat perihal pelatihan tersebut.

"Setuju aja sih kita. Kan istilahnya makanan kita juga jadi enak, apalagi kokinya yang kayak di TV itu. Kokinya punya banyak resep juga," kata Tasiyah (43), PKL kuliner yang menjual makanan siap saji saat ditemui Kompas.com, Rabu (18/6/2014).

Tasiyah mengaku senang karena dia akan mendapat ilmu memasak. Selain itu, resep yang dimilikinya juga akan menambah banyak menu masakannya. Dengan begitu, masakan di warungnya bisa menarik pengunjung.

Tasiyah mengatakan, pada Senin (16/6/2014) kemarin, sosialisasi tentang pelatihan kepada PKL kuliner Monas telah dibicarakan oleh Ibu Wali Kota Jakarta Pusat Rusmiyati Saefullah.

"Lumayan loh nambah resep juga. Kemarin Ibu Wali bilangin katanya bakal ada dididik koki ternama terus kita semua setuju," ucap dia.

Pedagang soto, Pepen, mengatakan hal senada. Ia setuju dengan adanya pelatihan memasak kepada PKL kuliner Monas. Menurut Pepen, adanya pelatihan membuat semua pedagang akan mendapatkan resep dan cara memasak yang baru.

Kualitas makanan, lanjut Pepen, juga lebih sehat karena mereka mendapatkan cara mengolah makanan dengan baik dari para koki itu.

Pepen juga mengatakan, dalam pertemuan di kantor Wali Kota itu sempat dibahas penyesuaian harga makanan dan minuman yang dijual.

"Harganya juga harus sama semua, rata, dan enggak boleh saling menaikkan harga. Kan kasihan pengunjung kalau harga mahal," kata Pepen.

Selama ini, kata dia, pedagang lain cenderung menaikkan harga makanan tanpa memikirkan pengunjung. Kadang, katanya, pedagang makanan lain seenaknya saja menaikkan harga. Padahal, harga jual dari dagangan mereka jauh dari harga yang seharusnya dibayar pembeli.

"Itu dikasih tahu kita kalau buat makanan nanti begini, terus dikasih tahu semua harga sama, pakai harga standar. Nanti, katanya juga ada cara melayani pembeli. Enaknya gimana belum tahu. Saya kira cuma omongan aja, ternyata kita mau beneran dididik," ujar Pepen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com