Meski demikian, Akbar mengalami perubahan sikap sejak lima tahun lalu, saat ibunya meninggal dunia. Oom (50) warga sekitar mengatakan, sejak saat itu Akbar mulai bersikap tertutup terhadap tetangga.
"Orangnya tertutup. Kalau ada tamu paling datang ke rumahnnya," kata Oom, kepada wartawan, di lokasi kejadian, Selasa malam.
Istri Akbar berinisal N juga beraktivitas biasa. Kalau berpasasan atau berbelanja di warung dekat rumah Akbar, istrinya kerap bertegur sapa dengan warga.
N diketahui warga bekerja sebagai seorang guru privat di kawasan Depok, Jawa Barat. "Kita itu tahu istrinya itu guru di Depok," ujar Oom.
Samikem (49), warga lainnya menuturkan, pasangan suami istri itu memiliki empat orang anak yang masih kecil. "Anaknya masih kecil-kecil, yang paling gede masih SD kelas 2," ujar Samikem.
Menurut warga, Akbar telah menetap di rumah tersebut sejak tahun 1990. Selain sang ibu, ayah Akbar juga diketahui telah meninggal dunia. Terduga teroris itu kemudian menempati rumah milik orangtua bersama istri dan anaknya.
Akbar ditangkap dalam penggerebekan oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri sekitar pukul 17.30. Ia ditangkap petugas beserta sejumlah barang bukti, di antaranya buku jihad, senapan angin, pipa pralaon, dan lainnya. Petugas menangkap Akbar seorang diri dalam penggerebekan yang berlangsung sekitar setengah jam tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.