Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2014, 08:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Matahari berada tepat di atas kepala saat ratusan kendaraan mengantre uji kir di UPT Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (24/7/2014).

Samosir (47), sopir mikrolet 15A jurusan Tanjung Priok-Kota, keluar dari mobilnya karena tak tahan dengan teriknya matahari. Dia lalu mendekati sebuah pohon dan berlindung di bawahnya.

Samosir adalah satu dari ratusan sopir yang mengantre berjam-jam di UPT PKB Ujung Menteng demi sebuah buku kir tanda lulus uji kelaikan. Samosir sudah lelah karena telah empat jam mengantre.

Dia tiba di UPT PKB Ujung Menteng pukul 09.00. Namun, hingga pukul 13.00 masih ada kira-kira 50 mobil lain di depannya.

"Pasti ini gara-gara kemarin (Ahok sidak ke UPT PKB Kedaung Angke sehari sebelumnya)," kata Samosir kepada Warta Kota, Kamis siang.

"Gara-gara Ahok, nih," timpal seorang sopir mobil pikap.

"Bukan Ahoknya yang salah. Justru petugas kirnya yang salah, kenapa selama ini korupsi," tukas sopir lainnya.

Samosir tidak menyalahkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Justru ia memuji pria yang akrab disapa Ahok tersebut. Dia hanya tidak menyangka amukan Ahok di Jakarta Barat berimbas pada lamanya waktu uji kir di Ujung Menteng.

Menurut Samosir, antrean jadi panjang karena petugas lebih serius bekerja. Satu mobil diperiksa rata-rata dua jam. Seluruhnya diperiksa. Tidak mau sampai ada yang terlewat.

"Dulu enggak sampai 30 menit sudah kelar. Ini udah berjam-jam enggak kelar-kelar," ucapnya.

Samosir menuturkan, ia biasanya membayar hingga Rp 200.000 tiap kali uji kir. Padahal, tarif resminya adalah Rp 87.000 per mobil.

"Tadi banyak juga yang kendaraannya enggak lulus kir. Langsung disuruh pulang," tambah Samosir.

Nasib Tugiyo (55) lebih ngenes lagi. Sopir batangan Mikrolet 04 ini sudah tiba sejak pukul 07.00. Namun, kendaraan yang ia bawa baru akan masuk ruang uji sekitar pukul 14.00. Ia mengaku stres karena capek dan bosan menunggu.

"Bayangin, datang jam 06.00 sampai sekarang belum diperiksa. Enggak tahu lagi mau bilang apa. Sudah bosan seharian di sini," jelas ayah empat anak itu kepada Warta Kota.

Kisah lama

Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen Tangkudung mengatakan, temuan adanya indikasi permainan di UPT PKB uji kir adalah kisah lama. Meskipun demikian, dengan temuan baru ini ia berharap balai uji kir kembali pada fungsi awalnya, yakni sebagai instrumen keselamatan publik.

"Sebenarnya kan sudah lama ada indikasi-indikasi bahwa di tempat uji kir itu ada permainan. Kita lihat secara kasatmata di jalanan, banyak sekali kendaraan umum yang tidak layak," jar Ellen kepada Warta Kota. (gps/suf/faf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com