"Desember 2014 sudah siap ditempati rusun ini. Detik itu selesai, langsung harus masuk ke sini semua. Harus pindah," ujar Jokowi di sela kunjungannya.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui satuan kerja perangkat daerah (SKPD) telah melaksanakan sosialisasi relokasi kepada warga Kampung Pulo sejak lama. Oleh sebab itu, tidak pantas jika niat baik pemerintah tersebut ditolak oleh warga bantaran kali.
Jokowi mengaku telah mempersiapkan penangkal untuk menghadapi warga yang menolak untuk direlokasi. Begitu digusur, bantaran kali yang selama ini dijadikan warga tempat tinggal langsung dibangun turap agar tidak bisa ditempati lagi oleh warga.
"Itu namanya dikunci. Contoh Pluit. Tempat mereka digusur, disuruh pindah ke Rusun Pluit, tapi ada yang ndak mau. Apa mereka mau balik lagi? Ya ndak mungkin, orang langsung kami kerjakan lahan bekas mereka," ucapnya.
Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto yang mendampingi blusukan Jokowi mengaku telah merampungkan sosialisasi relokasi warga setempat. Dia mengatakan, warga sudah antusias menempati rusun tersebut karena fasilitasnya cukup lengkap.
"Ini kan ada lift-nya Pak. Ada warga bercanda kalau sudah jadi dia mainin itu lift-nya turun naik," ujar Krisdianto kepada Jokowi.
Rusun Kampung Melayu merupakan hasil kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum. Rusun itu terdiri dari 500 hunian. Rencananya, rusun akan dibangun setinggi 16 lantai. Saat ini baru dibangun 13 lantai. Lantai satu hingga dua diperuntukkan bagi fasilitas umum, sementara sisanya untuk hunian warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.