Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Gue Mana Berani Lawan TNI, Ha-ha-ha

Kompas.com - 06/08/2014, 09:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku hanya ingin memancing oknum TNI yang "melindungi" pedagang kaki lima (PKL) Monas. Pernyataannya itu, kata dia, bukan berarti ia menantang anggota TNI untuk baku tembak bersama Satpol PP. 
 
"Yang gue pancing kan oknum TNI, bukan TNI. Gue mana berani sih lawan TNI. Ha-ha-ha," kata Basuki terkekeh, Selasa (5/8/2014) malam.
 
Kegeraman Basuki pada oknum TNI ini bermula saat ada personel Satpol PP yang salah tangkap saat penertiban PKL Monas, Sabtu (2/8/2014) lalu. Basuki mengira personel Satpol PP yang diamankan di Mapolsek Gambir itu sedang menertibkan oknum TNI yang melindungi para PKL Monas. Padahal, oknum TNI yang ditertibkan Satpol PP itu adalah anggota TNI yang sedang berlibur ke Monas bersama keluarganya.

Saat ini, lanjut dia, kondisi Monas berangsur kondusif. Terlebih, setelah ia "memancing" para oknum yang melindungi para PKL, serta melengkapi personel Satpol PP dengan persenjataan lengkap.

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, Pemprov DKI memiliki hak untuk menertibkan seluruh permasalahan yang ada di kawasan seluas 82 hektar itu. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

"Kalau ada yang ribut-ribut di Monas, berarti pancingannya berhasil. Dialah oknum yang berani memasukkan PKL ke dalam Monas. Kalau enggak ada si oknum-oknum ini, kan masalah Monas jadi clear," kata Basuki.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso menegaskan tidak ada anggota TNI yang menjadi beking PKL Monas. Justru, menurut dia, pihak TNI dan kepolisian yang turut membantu penertiban PKL Monas.

Terkait isu "setoran" yang diberikan PKL kepada para oknum TNI, Kukuh mengatakan bahwa para preman sengaja membangun opini bahwa aparat TNI-lah yang "bermain" dalam keberadaan PKL di Monas.

"Persoalannya begini, kita jangan percaya begitu saja dengan ucapan para PKL. Di sana kan premannya juga banyak. Mereka menyetor ke preman kok ngaku-ngakunya setoran ke TNI atau Satpol PP," kata Kukuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com