Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Rebutan Penumpang, Sopir Taksi Tewas Dibunuh

Kompas.com - 14/08/2014, 19:07 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang sopir taksi ditemukan tewas di depan pintu masuk Stasiun Pasar Senen, Jalan Kramat Bunder, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014). Sopir itu bernama Kadim (60). 

Sebelum tewas, dia diduga terlibat adu mulut dengan sopir taksi lain. "Diduga, mereka terlibat adu mulut, terus berantem," ucap Kepala Polisi Sektor Metro Senen Komisaris Kartono.

Kepala Unit Reskrim Polsek Metro Senen Komisaris Alfius mengatakan, insiden itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Kadim, kata dia, merupakan sopir taksi Surya Gading.

Menurut Alfius, Kadim terlibat adu mulut dengan sopir taksi berwarna biru dan masih diduga keduanya adu mulut karena berebut penumpang. Lalu, terjadi aksi saling memukul yang menewaskan sopir dari taksi bernopol B 1143 EX tersebut di lokasi.

Polisi langsung membawa Kadim ke RSCM untuk diotopsi. Saat ini, aparat masih memburu pelaku yang belum diketahui identitasnya itu. Penyidik juga belum dapat melacak nama perusahaan taksi tempatnya bekerja. "Pelaku masih dalam pengejaran," kata Alfius.

Saat ditemui wartawan di Markas Polsek Senen, Ruinah (39), istri dari korban, terlihat tak mampu membendung air matanya seusai mengetahui suaminya telah tiada. Sambil memeluk anak bungsunya, Ruinah menceritakan kenangan hidup bersama suaminya.

Menurut Ruinah, selama bekerja sebagai sopir taksi sejak 25 tahun lalu, korban tak pernah berkeluh kesah mengenai pekerjaannya. Kadim diketahui kerap berpindah kerja dari perusahaan taksi.

"Bapak kalau kerja berangkat jam 8 pagi sampai jam 8 pagi lagi (besoknya). Hari selanjutnya baru libur," ujar wanita yang dikaruniai enam orang anak itu.

"Terus bagaimana kalau Bapak sudah nggak ada? Anak-anak masih kecil semua," ujarnya.

Sebelum suaminya meninggal, Ruinah tak merasakan firasat apa-apa. Hanya, sepanjang malam sebelum mendengar kabar, ia merasa gelisah. Ruinah kemudian mengetahui informasi bahwa suaminya meninggal dari kakaknya sekitar pukul 07.00 WIB.

Ia berharap kepolisian akan bertindak adil. Pelaku diberikan sanksi yang sesuai. "Pokoknya dihukum yang pantas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com