Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Putra Putri untuk Ruang Terbuka Hijau

Kompas.com - 29/08/2014, 21:58 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tim gabungan sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kamis (28/8), membongkar 40 bangunan serta 112 lapak dan kios pedagang di Taman Putra Putri di Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Lahan seluas sekitar 4 hektar itu akan dikembalikan fungsinya sebagai ruang publik dan terbuka hijau.

Pengosongan lahan melibatkan 1.700 personel, berikut alat berat, truk pengangkut sampah, pemadam kebakaran, ambulans, dan kendaraan pengendali massa. Penertiban berlangsung aman. Sejumlah pedagang mengerahkan pekerjanya untuk memindahkan bonsai, tanaman hias, bibit buah-buahan, guci, dan aneka keramik ke truk pengangkut.

Eddy Mustafa (62), pedagang tanaman hias dan aneka keramik, mengatakan, sebelum tahun 2000 lahan yang diapit Jalan Pluit Putra dan Jalan Pluit Putri itu kosong. Kondisinya tak terurus. Sejumlah pedagang yang digusur dari lahan di Jalan Pluit Raya memindahkan dagangannya ke lokasi itu.

”Kami mau pindah dan memenuhi permintaan pemerintah, tetapi kami minta waktu. Sudah empat hari ini belum rampung juga memindahkan barang,” katanya.

Pulomas

Sejumlah warga yang tergabung dalam Front Masyarakat Peduli Lingkungan Kayu Putih dan Pulomas (FMPLKP) Jakarta Timur menolak pembangunan gedung-gedung mewah di area seluas 63 hektar yang dilakukan oleh PT Pulomas Jaya. Perusahaan ini termasuk salah satu perusahaan daerah yang bergerak di bidang properti.

Warga mengklaim, area seluas 63 hektar itu merupakan ruang terbuka hijau yang tersisa. Luas keseluruhan area sekitar 350 hektar. Sejak 1964, di area itu terus dibangun perumahan, rusun, dan sarana pendukung lainnya hingga mencapai 287 hektar.

”Kami tak hanya mengalami banjir tahunan, tetapi juga saat hujan biasa,” ujar Dahyar Budi Ananta, Ketua FMPLKP, di Jakarta.

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Pulomas Jaya Natasya Yulius menilai forum itu tak sepenuhnya datang dari warga. Sebab, selama ini, sejak mencanangkan akan membangun gedung di area 63 hektar itu, pihaknya sudah sering berdialog dengan warga. (MKN/A05/A15)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com