Kartu elektronik (e-card) dijual seharga Rp 40 ribu dengan saldo Rp 20 ribu rupiah. Penggunaan kartu ini lebih praktis karena penumpang hanya perlu menempelkan e-card di kotak sensor pada gate entry (gantry).
Mulai 1 Januari 2015, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama PT Transjakarta akan memberlakukan sistem tiket elektronik atau e-ticketing secara serempak di semua koridor Transjakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, dengan berlakunya sistem tersebut, nantinya seluruh koridor tidak akan lagi melayani pembelian tiket secara manual (tiket kertas), melainkan melalui kartu elektronik (e-card). “Nanti semuanya pakai e-ticketing di 12 koridor, pakai uang elektronik yang melibatkan kerjasama dengan enam bank,” ujarnya.
Adapun keenam bank yang digandeng Pemprov DKI Jakarta dan PT Transjakarta adalah Bank DKI (Jakcard), Bank Mandiri (e-Money, e-Toll Card, Indomaret Card), Bank Rakyat Indonesia (Brizzi), Bank Negara Indonesia (BNI Prepaid), Bank Central Asia (BCA Flazz, A Card Flazz), serta Bank Mega (Mega Cash). Para penumpang dapat membeli e-card di setiap halte Transjakarta maupun pada cabang bank yang bersangkutan.
Saat ini, pemberlakuan sistem e-ticketing tengah diuji coba secara bertahap sejak Agustus 2014. Uji coba tersebut dimulai di Koridor I (jurusan Blok M – Kota), serta 11 halte utama lainnya yakni halte Pulogadung, Kalideres, Kampung Melayu, Kampung Rambutan, Flyover Raya Bogor, PGC 1 dan 2, Pluit, serta halte walikota Jakarta Timur.
Pemetaan Trayek
Menurut Basuki, selain lebih praktis, melalui sistem e-ticketing, Pemprov DKI Jakarta dan PT Transjakarta dapat mengetahui database perjalanan para penumpang setiap harinya. “Setiap penumpang kan harus tap (tapping kartu elektronik, red). Nah, tap itu untuk database bank siapa penumpangnya. Dengan begitu bisa tahu pola perjalanan penumpang baik dari waktu maupun tujuan,” jelasnya.
Selain itu, imbuhnya, penggunaan e-ticketing dapat digunakan untuk mengatur harga tiket bus agar lebih murah di waktu-waktu sepi penumpang. Begitu juga sebaliknya, karena sesuai rencana nantinya akan diterapkan tarif Transjakarta yang disesuaikan dengan jauh dekatnya tujuan penumpang. “Terus kita bisa ngatur kalau di jam tersibuk dengan dominan penumpang paling banyak ke arah tersebut, kita atur supaya bus itu bisa tembak trayek langsung ke tujuan yang penumpangnya paling banyak dan dominan,” tandas Basuki.
Masih Minim
Data dari PT Transjakarta, jumlah penumpang yang menggunakan e-card saat ini baru mencapai 77 ribu penumpang atau 22% persen dari total 350 ribu penumpang per hari yang tercatat menggunakan bus Transjakarta. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Antonius Kosasih menyatakan, selama ini para pengguna jasa bus Transjakarta masih enggan memiliki e-card karena fasilitas untuk top up saldo tidak ada di setiap halte. Mereka harus ke bank yang mengeluarkan kartu untuk menambah saldo. “Melihat hal itu kami akan mengupayakan fasilitasi top up secara bertahap, karena kita tidak bisa memaksa orang memakai e-ticketing kalau dia tidak bisa top up e-cardnya,” katanya.
Antonuis mengatakan pihaknya akan menyediakan fasilitas top up saldo di setiap halte. Langkah ini dilakukan untuk mengatisipasi kesulitan warga Jakarta dalam melakukan top up saldo e-card. Nah, tunggu apalagi, ayo beralih ke e-card Transjakarta untuk membantu terwujudnya sistem transportasi massal yang nyaman dan berkualitas di Jakarta! (*)
E-Card Transjakarta
Cara Penggunaan:
Keuntungan menggunakan E-Card:
Tempat Pembelian:
Tempat isi ulang (Top up):
Sumber: www.transjakarta.co.id